Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

AS Sindir Israel Tak Punya Rencana yang Kredibel

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

AS Sindir Israel Tak Punya Rencana yang Kredibel
Foto: Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken. (Getty Images)

Pantau - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken menyindir sekutu dekatnya, Israel, tak mempunyai 'rencana yang kredibel' dalam melindungi kurang dari 2 juta warga sipil Palestina di Rafah, Jalur Gaza bagian selatan.

Dia juga mewanti-wanti serangan darat Israel di Raah memicu pemberontakan jika gagal menewaskan semua kelompok pejuang Hamas. Dia menyatakanmenegaskan, Washington 'tak bakal mendukung' operasi militer Tel Aviv di Rafah tanpa adanya 'rencana yang kredibel untuk melindungi warga sipil'.

"Sejak hari pertama, Presiden (Joe) Biden telah bertekad untuk mendukung Israel dalam membela diri dan berusaha memastikan bahwa (serangan) 7 Oktober tidak akan terjadi lagi," ucap Blinken saat berbicara dalam acara televisi CBS 'Face the Nation', dikutip Senin (13/5/2024).

"Pada saat yang sama, beliau sangat jelas dalam melakukan hal ini, sangat penting bagi Israel untuk melindungi warga sipil dan memastikan bahwa bantuan kemanusiaan sampai kepada orang-orang yang membutuhkannya," imbuhnya.

Pernyataan Blinken disampaikan ketika Israel bersiap memperluas operasi militernya di Rafah dalam beberapa hari terakhir, walaupun mendapat kritikan internasional. Sementara pada Sabtu (11/5/2024), waktu setempat, Tel Aviv memaksa warga sipil Palestina mengungsi dari Rafah.

Di sisi lain, Presiden AS Joe Biden menuai kontroversi dari kelompok sayap kiri lantaran tak berhenti mendukung Israel, dan menuai kecaman dari sayap kanan karena dinilai gagal memenuhi komitmen Tel Aviv dengan menyetop pasokan bom terkait rencana invasi darat ke Rafah.

Blinken dalam pernyataannya membela Biden dengan mengatakan bahwa "tidak ada presiden yang berbuat lebih banyak untuk membela Israel ketika benar-benar dibutuhkan, selain Joe Biden". Namun Blinken juga menegaskan pemerintahan Biden telah "sangat jelas selama berbulan-bulan mengenai kekhawatiran kami soal operasi militer besar-besaran di Rafah".

"Yang sudah kami jelaskan adalah jika Israel melancarkan operasi militer besar-besaran ke Rafah, maka ada sistem tertentu yang tidak akan kami dukung dan pasok untuk operasi tersebut," tegas Blinken dalam pernyataannya.

"Israel perlu untuk memiliki rencana yang kredibel, yang jelas, untuk melindungi warga sipil, hal yang belum kami lihat," ucapnya.

Blinken juga menjelaskan bahwa AS berupaya mengembangkan rencana terkait apa yang terjadi setelah perang Gaza berakhir. Dia menekankan Hamas akan kembali ke wilayah Jalur Gaza yang dibersihkan Israel, dan jika pada awalnya Tel Aviv sukses di Rafah, dia menekankan bahwa hal itu mungkin tidak berkelanjutan.

"Israel berada dalam jalur yang berpotensi mewarisi pemberontakan, dengan banyaknya petempur bersenjata Hamas yang tersisa atau jika Israel meninggalkan kekosongan yang dipenuhi kekacauan, dipenuhi oleh anarki, dan mungkin dipenuh kembali oleh Hamas," cetusnya dalam wawancara dengan program NBC 'Meet the Press'.

Penulis :
Khalied Malvino