
Pantau - Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei memimpin shalat jenazah dalam serangkaian upacara pemakaman Ketua Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran. Di pusat kota, ribuan pelayat membawa poster Haniyeh dan bendera Palestina berkumpul di Universitas Teheran pada Kamis (1/8/2024).
Setelah shalat, ribuan pelayat mengiringi jenazah Haniyeh dan pengawalnya yang juga terbunuh dalam serangan pada Rabu (31/7/2024).
Proses pemakaman keduanya melintasi jalan sepanjang 5 kilometer dari Teheran menuju Azadi (Freedom) Square. Jenazah Haniyeh renananya akan diterbangkan ke ibu kota Qatar, Doha, untuk dimakamkan.
Upacara pemakaman dibuka dengan pidato dari Ketua DPR Iran, Mohammad Bagher Ghalibaf. Dia menuturkan, Haniyeh mereflesikan suara rakyat Palestina di dunia. Ghalibaf menambahkan, pembunuhan Haniyeh di Teheran tidak akan dibiarkan begitu saja.
"Dia bukan hanya seorang pemimpin. Dia adalah orang yang bijaksana," ujarnya.
"Jawaban kami akan ada di sana. Pada waktu dan tempat yang tepat. Sulit bagi kami untuk membiarkan tamu kami menjadi sasaran dan dibunuh di tanah kami," sambungnya.
Baca juga: Kemlu RI Kutuk Pembunuhan Pimpinan Hamas!
Wartawan Aljazeera untuk Teheran di Doha, Qatar melaporkan, suasana di ibu kota Iran saat ini beragam.
"Di satu sisi, warga Iran sangat jengkel dengan pembunuhan yang sedang berlangsung ini karena ini bukan pembunuhan pertama yang terjadi di Iran," ungkap Resul Serdar.
"Di sisi lain, Anda akan melihat bahwa publik Iran cukup khawatir akan adanya pembalasan serius yang dapat menyebabkan perang regional," imbuhnya.
Haniyeh dan pengawalnya terbunuh dalam sebuah serangan di tempat penginapan mereka di ibu kota Iran kemarin. Haniyeh yang juga eks Perdana Menteri (PM) Palestina itu berada di Teheran untuk menghadiri pelantikan Presiden Masoud Pezeshkian yang baru saja terpilih pada Selasa (30/7/2024).
Baca juga: Tewasnya Haniyeh Diprediksi Picu Perang Masif di Timteng
Khamenei menjanjikan "hukuman yang keras" untuk Israel dan menegaskan bahwa "adalah tugas kita untuk membalas dendam atas darahnya karena dia menjadi martir di wilayah Republik Islam Iran".
Pezeshkian menuturkan, Zionis (Israel) akan segera melihat konsekuensi dari tindakan pengecut dan teroris mereka.
Anggota biro politik Hamas, Musa Abu Marzouk, juga menjanjikan pembalasan, dengan mengatakan "pembunuhan pemimpin Ismail Haniyeh adalah tindakan pengecut dan tidak akan dibiarkan begitu saja."
Israel menolak untuk mengomentari serangan di Teheran itu. Pembunuhan itu terjadi hanya beberapa jam setelah Israel menargetkan dan membunuh komandan tertinggi Hizbullah, Fuad Shukr, dalam sebuah serangan balasan di ibu kota Lebanon, Beirut. Serangan itu membuat kekhawatiran akan terjadinya perang regional kian meningkat.
Baca juga: Ismail Haniyeh Tewas, Hamas Ogah Ubah Negosiasi dengan Israel
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menekankan, serangan di Teheran dan Beirut merupakan sebuah "eskalasi yang berbahaya".
Semua upaya, katanya, harus "mengarah pada gencatan senjata" di Gaza dan pembebasan tawanan yang diambil selama serangan 7 Oktober 2023 yang dipimpin Hamas di Israel selatan.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan setidaknya 39.445 orang telah terbunuh dan 91.073 orang terluka dalam perang Israel di Gaza. Diprediksi, sekitar 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas dan lebih dari 200 orang ditawan.
Sumber: Aljazeera
- Penulis :
- Khalied Malvino