
Pantau - Departemen Luar Negeri (Deplu) Amerika Serikat (AS) menilai, penyerbuan terhadap kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur oleh ratusan warga Israel radikal adalah "tidak dapat diterima".
"Biarkan saya mengatakan dengan jelas bahwa Amerika Serikat dengan tegas mendukung pelestarian status quo historis terkait situs-situs suci di Yerusalem," ungkap Wakil Juru Bicara Deplu AS, Vedant Patel kepada wartawan, dikutip Rabu (14/8/2024).
"Tindakan sepihak seperti ini yang membahayakan status quo tersebut adalah tidak dapat diterima," sambungnya.
Pernyataan itu disampaikan setelah pemukim ilegal Israel serta Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben-Gvir, menteri dari partai Otzma Yehudit Yitzhak Wasserlauf dan anggota Knesset dari Partai Likud Amit Halevi menyerbu kompleks Masjid Al Aqsa untuk memperingati Tisha B'Av, hari puasa tahunan Yahudi yang menandai terjadinya beberapa bencana dalam sejarah Yahudi.
Baca juga: Dua Menteri dan Ratusan Pemukim Ilegal Israel Serbu Masjid Al-Aqsa
"Dan tidak hanya itu yang tidak dapat diterima, tetapi juga mengalihkan perhatian dari apa yang kami anggap sebagai waktu yang krusial saat kami bekerja untuk menyelesaikan kesepakatan gencatan senjata ini," jelasnya.
"(Tindakan) Itu mengalihkan perhatian dari tujuan yang telah kami nyatakan untuk wilayah tersebut, yaitu solusi dua negara, negara Palestina dan negara Israel yang berdampingan, hidup dengan martabat dan harmoni," imbuh Patel
Sebelumnya diberitakan, dua menteri Israel bergabung dengan ratusan pemukim ilegal Israel menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki, Selasa (13/8/2024).
Menurut situs berita Ynet Israel, Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben-Gvir, rekannya sesama menteri dari Partai Otzma Yehudit Yitzhak Wasserlauf, dan anggota Knesset dari Partai Likud Amit Halevi, menyerbu kompleks tersebut untuk memperingati Tisha B'Av, sebuah hari puasa tahunan Yahudi yang menandai terjadinya beberapa bencana dalam sejarah Yahudi.
"Kebijakan kami adalah mengizinkan doa [Yahudi]," Ynet mengutip pernyataan Ben-Gvir dalam penyerbuannya ke masjid tersebut.
Baca juga: Uni Eropa Serukan Sanksi terhadap Itamar Ben-Gvir
Atas hal itu, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu merilis pernyataan yang mengatakan bahwa keputusan Ben-Gvir melanggar status quo di sana.
Sejak menjadi menteri keamanan nasional pada 2022, Ben-Gvir telah menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa setidaknya enam kali.
Pasukan Israel menutup jalan menuju Kota Tua Yerusalem, mengerahkan ratusan tentara, dan secara efektif mengubah area kompleks Masjid Al-Aqsa menjadi "barak militer" sembari memberlakukan pembatasan ketat terhadap warga Palestina yang mencoba memasuki masjid, menurut situs berita lokal.
Sumber: Middle East Monitor/Anadolu
- Penulis :
- Khalied Malvino