Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Israel Perpanjang Penempatan Militer di Koridor Philadelphia

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Israel Perpanjang Penempatan Militer di Koridor Philadelphia
Foto: Perbatasan Jalur Gaza-Mesir. (Getty Images)

Pantau - Kabinet Keamanan Israel sepakat untuk memperpanjang penempatan militernya di Koridor Philadelpia di sepanjang perbatasan antara Gaza-Mesir, demikian dilaporkan Lembaga Penyiaran Publik Israel, Jumat (30/8/2024).

Harian Haaretz juga melaporkan bahwa “delapan anggota Kabinet Keamanan setuju, sementara Menteri Pertahanan (Menhan) Yoav Gallant menolak, dan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir abstain.”

Sebagai respons, Forum Sandera dan Keluarga yang Hilang mengkritik Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu, dengan menyatakan dia “tidak melewatkan kesempatan untuk menjamin tak akan ada kesepakatan.”

“Tidak ada satu hari pun di mana Netanyahu bertindak tanpa membahayakan kembalinya semua sandera,” ungkap pihak keluarga sandera dalam sebuah pernyataan.

  Baca Juga: 
  Tentara Israel Tinggalkan Gaza, 10 Warga Palestina Ditemukan Tewas

Koridor Philadelphia, zona penyangga demiliterisasi sepanjang 14 kilometer (8,7 mil) di sepanjang perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir, masih menjadi isu penting dalam negosiasi gencatan senjata dan pertukaran tawanan yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas.

Selama beberapa bulan, AS, Qatar, dan Mesir berupaya memediasi kesepakatan antara Israel dan Hamas demi memastikan pertukaran sandera, gencatan senjata, hingga mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza.

Namun, upaya mediasi terhenti lantaran Netanyahu menolak memenuhi tuntutan Hamas untuk mengakhiri perang.

  Baca Juga: 
  20 Tentara Israel Dihantui Persidangan Militer gegara Ogah Balik ke Jalur Gaza

Israel terus melanjutkan operasinya di Jalur Gaza sebagai balasan atas serangan Hamas yang diklaim Zionis pada 7 Oktober 2023, meskipun Dewan Keamanan PBB menyerukan gencatan senjata.

Serangan itu mengakibatkan lebih dari 40.600 warga Palestina tewas, sebagian besar perempuan dan anak-anak, bahkan lebih dari 93.800 orang terluka, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.

Blokade yang berlangsung di Gaza telah memicu krisis pangan, air bersih, hingga obat-obatan, serta menyisakan kehancuran di sebagian besar wilayah tersebut.

Israel menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), yang telah memerintahkan penghentian operasi militer di kota Rafah selatan, tempat lebih dari 1 juta penduduk Palestina mengungsi sebelum wilayah itu diserang pada 6 Mei 2024.

Sumber: Anadolu

Penulis :
Khalied Malvino