
Pantau - Dilaporkan 31 korban tewas dan 100 lainnya terluka akibat serangan terbaru paramiliter Pasukan Pendukung Cepat (RSF) di Kota Sennar, Sudan tenggara, pada Minggu (8/9/2024), demikian pernyataan kelompok aktivis hukum.
Beberapa bagian kota, termasuk pasar induk, menjadi sasaran tembakan artileri RSF, menurut Pengacara Darurat Sudan yang memantau tewasnya warga sipil dan pelanggaran kemanusiaan lainnya.
Langkah RSF, yang telah mengendalikan sebagian besar wilayah Sennar dan setidaknya setengah dari negara itu, mengalami penurunan di bagian tenggara seiring hujan deras yang menyulitkan pergerakan mereka.
Perang dengan tentara Sudan mengakibatkan krisis pangan dan pengungsian internal terbesar di dunia, menewaskan puluhan ribu warga sipil hingga menghancurkan sebagian besar infrastruktur dan ekonomi Sudan.
Pengacara Darurat mengungkapkan serangan udara yang dilancarkan RSF menewaskan sedikitnya empat orang di al-Souki, sebuah kota di dekat Sennar. Serangan artileri RSF juga menewaskan satu warga dan melukai 17 korban dalam serangan artileri di el-Obeid, kota lain yang telah lama diperjuangkan untuk dikuasai sepenuhnya.
Kedua belah pihak yang terlibat dalam perang saudara berkecamuk selama 18 bulan di Sudan tersebut dianggap melanggar hak asasi manusia (HAM) dan bisa dikategorikan sebagai kejahatan perang, demikian pernyataan misi yang dimandatkan PBB pada Jumat (6/9/2024), seraya menyerukan pengiriman pasukan perdamaian dan embargo senjata di seluruh negeri.
Pada Sabtu (7/9/2024), Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Sudan yang beraliansi dengan militer menolak kedua rekomendasi tersebut, dan menyebut ide penjaga perdamaian internasional sebagai “keinginan musuh-musuh Sudan dan itu tidak akan terpenuhi.”
Sumber: Reuters
- Penulis :
- Khalied Malvino