
Pantau - Serangan udara Israel menewaskan 21 warga Gaza pada Selasa (1/10/2024), demikian disampaikan petugas medis setempat. Pertempuran memanas saat militer Israel menyebut pihaknya menargetkan sejumlah pusat komando yang dikuasai Hamas.
Para pejabat kesehatan Palestina mengungkapkan, 13 orang termasuk perempuan dan anak-anak, tewas dalam dua serangan Israel ke dua rumah di Nuseirat, satu dari delapan kamp pengungsi bersejarah di daerah kantong tersebut.
Belum ada tanggapan langsung dari pihak militer Israel atas dua serangan tersebut. Serangan lain menyasar sebuah sekolah yang menampung keluarga pengungsi Palestina di lingkungan Tuffah, Kota Gaza, menewaskan sedikitnya 7 orang, ujar petugas medis.
Militer Israel menegaskan, serangan udara itu menargetkan militan Hamas dari pusat komando yang berlokasi di sebuah kompleks bekas sekolah al-Shejaiya.
BACA JUGA: Tiga Warga Palestina Tewas Akibat Serangan Udara Israel
Israel menuduh Hamas menggunakan rakyat sipil dan berbagai fasilitasnya untuk tujuan militer, yang langsung dibantah oleh Hamas.
Sayap-sayap bersenjata Hamas, Jihad Islam, dan faksi-faksi militan lainnya yang lebih kecil menyatakan, para pejuang Hamas menyerang pasukan Israel di beberapa wilayah Gaza dengan meluncurkan roket-roket anti-tank, mortir, dan alat peledak.
Lonjakan kekerasan baru di Gaza terjadi saat Israel memulai operasi darat di Lebanon. Pasukan penerjun payung dan komando terlibat dalam pertempuran sengit dengan Hizbullah yang didukung Iran. Konflik ini terjadi setelah serangan udara Israel terhadap Hizbullah.
Operasi militer Israel ke Lebanon menunjukkan eskalasi konflik di Timur Tengah antara Israel dan Hizbullah yang didukung Iran, mengancam akan melibatkan Amerika Serikat (AS) dan Iran.
BACA JUGA: 1.540 Orang Tewas Akibat Serangan Lebanon sejak Oktober 2023
Hizbullah mulai menembakkan roket ke Israel sejak hampir setahun yang lalu. Serangan ini dilakukan demi mendukung sekutunya, Hamas yang terlibat konflik di Gaza yang dimulai setelah kelompok militan tersebut melancarkan serangan maut pada 7 Oktober lalu.
Serangan itu, yang menurut klaim Israel menewaskan 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 warga, memicu perang yang menghancurkan Gaza, memaksa sebagian besar penduduknya berjumlah 2,3 juta jiwa mengungsi, serta menewaskan lebih dari 41.600 jiwa, demikian menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Palestina.
Beberapa warga Palestina mengaku khawatir pengalihan fokus Israel ke Lebanon justru memperparah konflik di Gaza, yang akan menandai ulang tahun pertamanya pekan depan.
“Mata dunia sekarang tertuju pada Lebanon sementara penjajah terus melakukan pembunuhan di Gaza. Kami khawatir perang akan berlangsung selama beberapa bulan lagi,” ungkap Samir Mohammed, (46), ayah lima anak dari Kota Gaza.
“Semuanya tidak jelas sekarang karena Israel mengerahkan kekuatannya tanpa henti di Gaza, Yaman, Suriah, Lebanon, dan entah di mana lagi di masa depan,” tambahnya kepada Reuters melalui aplikasi chatting. (REUTERS/Alarabiya)
- Penulis :
- Khalied Malvino