
Pantau - Kremlin memberikan peringatan atas tindakan militer Israel yang menyebar ke kawasan yang lebih luas di Timur Tengah pada Selasa (1/10/2024), saat tentara Zionis itu mengumumkan peluncuran operasi darat di Lebanon selatan.
“Kita melihat bersama bahwa geografi aksi militer meluas. Ini semua mengarah pada destabilisasi lebih lanjut di wilayah tersebut dan eskalasi konflik,” ujar juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov kepada para wartawan di Moskow, Rusia.
Peskov menggambarkan konflik itu “sangat merusak” bagi seluruh kawasan Timur Tengah dan sekitarnya. Peskov menyatakan, Rusia sangat prihatin dengan kondisi ini.
BACA JUGA: Dua Serangan Udara Israel di Lebanon Tewaskan 16 Orang
Sejak 23 September 2024, Israel melancarkan serangan udara masif terhadap apa yang disebutnya sebagai target Hizbullah di seluruh penjuru Lebanon. Akibatnya, lebih dari 1.057 korban tewas, hingga melukai lebih dari 2.950 orang lainnya, demikian disampaikan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Lebanon.
Beberapa pemimpin Hizbullah ikut tewas akibat serangan tersebut, termasuk Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hassan Nasrallah.
Hizbullah dan Israel terlibat dalam perang lintas batas sejak dimulainya perang Israel di Jalur Gaza yang menewaskan hampir 41.600 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Diklaim, serangan Israel ini menyusul perang lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada Oktober 2023.
Masyarakat internasional mewanti-wanti serangan Israel di Lebanon bisa memicu eskalasi konflik Gaza menjadi perang regional yang lebih luas.
BACA JUGA: PBB Tolak Niat Israel Invasi Darat ke Lebanon
Rusia Kutuk Serangan Israel di Damaskus
Peskov juga menegaskan, Rusia mengutuk serangan Israel di ibu kota Suriah, Damaskus. Serangan militer Israel ini menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai sembilan korban lainnya, menurut kantor berita pemerintah Suriah.
“Tentu saja, kami terus melakukan kontak dengan teman-teman Suriah kami. Kami tidak melihat adanya risiko-risiko yang segera muncul, namun tentu saja kami mengutuk serangan-serangan semacam itu terhadap sebuah negara berdaulat,” ujar Peskov.
Kantor berita Suriah sebelumnya melaporkan, pertahanan udara Suriah mencegat beberapa target musuh di langit di atas Damaskus sebanyak tiga kali pada malam itu.
Israel belum merespons serangan udara tersebut. Seperti diketahui, serangan udara Israel menyasar Suriah sejak 2011 terhadap pasukan pemerintah, pasukan Iran, dan target-target Hizbullah. (Anadolu)
BACA JUGA: Diserang Israel, Ratusan Ribu Warga Mengungsi dari Lebanon ke Suriah
- Penulis :
- Khalied Malvino