
Pantau - Klaim tewasnya Yahya Sinwar, salah satu tokoh senior Hamas, memicu spekulasi di kalangan pendukung Hamas. Beberapa pihak berpendapat bahwa Sinwar masih hidup, mengingat kepiawaiannya dalam bersembunyi. Ihwal gencatan senjata antara Hamas dan Israel pun kembali menemui kebuntuan.
Dengan tumbangnya Hamas setelah Ismail Haniyeh dan Yahya Sinwar, peluang terbuka lebar bagi Khaled Meshal untuk mengambil alih posisi Kepala Biro Politik Hamas. Namun, mampukah Meshal membawa perdamaian antara Hamas dan Israel saat konflik semakin meluas hingga Lebanon, Suriah, dan Iran?
"Di tengah kekacauan ini, meski Amerika Serikat (AS) sedang sibuk membela Israel dan Ukraina, saat ini adalah waktu yang tepat untuk melawan penjajahan Israel. Seperti pejuang Indonesia yang mengusir Belanda dari Nusantara, Palestina pun siap berjuang untuk mengusir penjajah Israel dari tanah mereka," ujar Dosen Hubungan Internasional (HI) IISIP Jakarta, Yudhi Indrajati kepada Pantau.com, Jumat (18/10/2024).
Baca juga: Sanders: Tak Ada Lagi Pembenaran Israel Lanjutkan Serangan di Gaza!
Sebelumnya diberitakan, pada Kamis (17/10/2024), militer Israel mengklaim telah membunuh Kepala Biro Politik Hamas, Yahya Sinwar dalam operasi militer di Gaza.
Juru bicara militer Avichay Adraee mengonfirmasi “tewasnya” Sinwar dalam pernyataan di akun X-nya, meski pihak militer mengakui bahwa tidak ada tanda-tanda keberadaan sandera di area tempat Sinwar diklaim terbunuh.
Sinwar diangkat sebagai pemimpin politik Hamas pada Agustus 2024, menggantikan Ismail Haniyeh, yang tewas di Teheran setelah menghadiri pelantikan presiden baru Iran pada 31 Juli 2024.
Baca juga: Analis: Perlawanan Palestina akan Berlanjut usai Sinwar Tewas
Israel melanjutkan serangan brutal di Gaza setelah serangan lintas perbatasan oleh Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, meskipun Dewan Keamanan PBB telah menyerukan gencatan senjata segera.
Lebih dari 42.400 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, tewas, dan lebih dari 99.100 orang terluka menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Palestina.
Serangan ini juga mengakibatkan hampir seluruh penduduk Gaza mengungsi, menyusul blokade yang memicu krisis pangan, air bersih, dan obat-obatan. Israel kini menghadapi tuntutan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas tindakannya di Gaza. (Anadolu)
- Penulis :
- Khalied Malvino
- Editor :
- Khalied Malvino