
Pantau - Sekitar 200 ribuan warga di utara Gaza, khususnya di Jabalia, menghadapi krisis pangan, air, dan obat-obatan akibat serangan darat Israel yang telah berlangsung selama 14 hari berturut-turut, menurut laporan dari Badan Pertahanan Sipil Gaza pada Jumat (18/10/2024).
Juru bicara Badan Pertahanan Sipil, Mahmoud Basal mengungkapkan kepada Anadolu, "Tentara Israel sedang membom dan menghancurkan bangunan, rumah, serta infrastruktur di seluruh utara Gaza dalam upaya untuk memusnahkan kawasan ini."
“Banyak warga sipil Palestina telah tewas oleh pasukan Israel, baik tertimbun puing-puing maupun ditembak di jalan, dan kami tidak dapat mengambil tubuh mereka karena serangan militer yang sedang berlangsung,” tambahnya.
Basal juga menyatakan, tentara Israel terus menargetkan setiap objek bergerak di wilayah tersebut, sehingga menyulitkan tim penyelamat untuk mengevakuasi jenazah.
Secara terpisah, tentara Israel mengumumkan pada hari Jumat bahwa mereka telah menerjunkan Brigade Givati ke Divisi 162 sebagai bagian dari perluasan ofensif militer mereka di utara Gaza.
Baca juga: Miris! Krisis Air Bersih, Pengungsi di Jabalia Terpaksa Minum Air Terkontaminasi
Sejak 6 Oktober, tentara Israel semakin meningkatkan aksi militer di wilayah tersebut, mengepung Jabalia dan mencegah warga sipil melarikan diri ke Kota Gaza, dengan mengarahkan mereka untuk menggunakan Jalan Salah al-Din yang membentang di sepanjang sisi timur Jalur Gaza dari utara hingga selatan.
Ini adalah operasi darat ketiga yang dilakukan oleh tentara Israel di kamp Jabalia sejak dimulainya genosida yang sedang berlangsung di Gaza pada 7 Oktober 2023.
Israel telah melancarkan ofensif brutal di Jalur Gaza setelah serangan Hamas tahun lalu, yang menewaskan lebih dari 42.400 orang, mayoritas perempuan dan anak-anak, serta melukai lebih dari 99.200 orang lainnya.
Konflik ini juga telah meluas ke Lebanon, dengan Israel meluncurkan serangan mematikan di seluruh negara tersebut, yang telah menewaskan lebih dari 1.500 orang dan melukai lebih dari 4.500 orang sejak 23 September 2024.
Meskipun ada peringatan internasional bahwa Timur Tengah berada di ambang perang regional seiring serangan tanpa henti Israel terhadap Gaza dan Lebanon, Tel Aviv justru memperluas konflik dengan melancarkan serangan darat ke Lebanon selatan pada 1 Oktober 2024. (Anadolu)
- Penulis :
- Khalied Malvino