
Pantau - Korea Utara pada Selasa (22/10/2024) mengecam keras Ukraina dan Korea Selatan, menyebut tindakan mereka "ceroboh" dan memperingatkan setiap provokasi militer terhadap negara bersenjata nuklir itu dapat berujung pada "situasi yang mengerikan," seperti dilaporkan media pemerintah, mengutip pernyataan resmi.
Kim Yo Jong, pejabat senior sekaligus adik pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, mengatakan bahwa situasi ini akan menjadi "tak terbayangkan bagi politisi dan pakar militer dari negara mana pun, besar atau kecil, dengan pemikiran yang normal."
Pernyataan keras ini muncul setelah Korea Selatan menuduh Pyongyang telah mengirimkan setidaknya 1.500 tentara ke Rusia. Meski begitu, Amerika Serikat (AS), sebagai sekutu utama Seoul, menolak untuk mengonfirmasi klaim tersebut, sementara NATO meminta "penjelasan lebih rinci" mengenai masalah ini.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebelumnya menyatakan kekhawatirannya tentang semakin eratnya aliansi antara Rusia dan Korea Utara. Dia menyoroti, hubungan kedua negara ini tidak hanya sebatas transfer senjata, tetapi juga mencakup pengerahan pasukan Korea Utara untuk mendukung Rusia.
Baca juga: Korea Utara Klaim 1,4 Juta Pemuda Daftar Militer
Dalam pernyataannya, Kim menyebut para pejabat Ukraina dan Korea Selatan sebagai "orang gila" dan menyatakan bahwa kedua negara tersebut "terus melontarkan pernyataan sembrono terhadap negara-negara bersenjata nuklir tanpa kemampuan untuk menindaklanjuti."
"Seoul dan Kiev tampaknya memiliki kesamaan dalam membuat pernyataan tak berdasar, mirip dengan anjing yang buruk asuhan Amerika Serikat," tambah Kim.
Korea Selatan telah memperingatkan akan mengambil "langkah bertahap" terkait hubungan militer antara Pyongyang dan Moskow.
Seorang pejabat dari kantor kepresidenan Seoul menyatakan bahwa pihaknya sedang mempertimbangkan "langkah diplomatik, ekonomi, dan militer," yang bisa jadi merupakan sinyal perubahan kebijakan Korea Selatan, yang sebelumnya menahan diri untuk tidak mengirimkan senjata ke Ukraina.
Baca juga: Korea Utara Kirim 240 Balon Isi Sampah ke Korea Selatan
Sementara itu, Kim juga mengklaim bahwa penyelidikan atas penerbangan drone yang diduga dilakukan oleh Korea Selatan di atas Pyongyang masih berlangsung.
"Kebenaran di balik provokasi keji oleh geng militer Korea Selatan akan dianalisis lebih lanjut," kata Kim.
"Tak ada yang tahu bagaimana pembalasan dan balas dendam kami akan diselesaikan," tambahnya.
Korea Utara menyatakan telah menemukan sisa-sisa drone yang diklaim milik militer Korea Selatan, yang terbang di atas Pyongyang sejak 3 Oktober 2024. Namun, Seoul menolak untuk mengonfirmasi tuduhan tersebut.
Kim menutup pernyataannya dengan mengecam "pelanggaran ceroboh terhadap kedaulatan" Korea Utara oleh "geng militer Korea Selatan," dan menyebutnya sebagai provokasi militer "mengerikan" yang tidak bisa dimaafkan. (Anadolu)
- Penulis :
- Khalied Malvino