Pantau - Mantan Presiden Amerika Serikat dan calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, membantah keras tudingan yang menyebutnya sebagai "teman Rusia." Menurutnya, tuduhan tersebut berasal dari orang-orang yang "sinting" dan tidak berdasar.
"Mereka terus menyebut saya sebagai agen Rusia, bahwa saya bekerja untuk kepentingan Rusia. Ini benar-benar gila," ujarnya dalam wawancara dengan jurnalis AS Tucker Carlson.
Trump juga menyinggung perannya dalam menghentikan proyek pipa gas Nord Stream 2 selama masa kepemimpinannya, yang menghubungkan Rusia dan Jerman."Saya satu-satunya yang menghentikan proyek tersebut. Tak ada orang lain yang akan melakukannya kecuali saya," tegas Trump.
Baca Juga:
Pentagon: AS Siap Lindungi Israel dari Ancaman Iran
Proyek Nord Stream 2, yang dirancang untuk mengalirkan gas dari Rusia ke Jerman melalui Laut Baltik, mengalami insiden ledakan pada September 2022. Rusia menyebut insiden tersebut sebagai aksi terorisme internasional. Meskipun belum ada hasil penyelidikan resmi, laporan jurnalis pemenang Hadiah Pulitzer, Seymour Hersh, mengklaim ledakan tersebut disebabkan oleh aksi AS yang didukung Norwegia. Pemerintah AS telah membantah keterlibatan dalam insiden tersebut.
Dalam wawancara itu, Trump juga menekankan bahwa selama kepresidenannya, ia berhasil menjalin hubungan yang baik dengan para pemimpin dunia, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping. Meski demikian, ia berjanji akan "memecah belah" Rusia dan China jika kembali memenangkan pemilihan presiden pada 5 November mendatang.
Dalam pemilihan presiden AS 2024 ini, Trump dari Partai Republik akan menghadapi Wakil Presiden petahana Kamala Harris yang menjadi kandidat dari Partai Demokrat.
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah
- Editor :
- Ahmad Ryansyah
