
Pantau - Suasana duka menyelimuti kota kecil Halhul di Tepi Barat, Minggu (3/11/2024), setelah seorang anak Palestina berusia 14 tahun tewas, belakangan diketahui bernama Naji Al-Baba, ditembak pasukan Israel.
Insiden ini terjadi saat ketegangan memuncak akibat serangan brutal Israel di Gaza yang terus berlangsung sejak Oktober 2023. Tim Bulan Sabit Merah Palestina segera membawa remaja tersebut ke rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Palestina mengonfirmasi identitas korban sebagai Naji Al-Baba. Kematian ini menambah daftar panjang korban sipil, khususnya anak-anak terdampak konflik berkepanjangan di wilayah yang diduduki.
Ketegangan terus meningkat, dipicu operasi militer Israel yang meluas hingga ke Jalur Gaza dan mengakibatkan lebih dari 43.200 korban tewas, didominasi perempuan dan anak-anak.
Kondisi ini mendorong kecemasan mendalam di seluruh Tepi Barat, dengan masyarakat semakin rentan terhadap serangan di berbagai kota.
Baca juga: Kehancuran UNRWA di Tepi Barat, Pengungsi Dihantui Ketidakpastian
Data dari Kemenkes Palestina menunjukkan sejak dimulainya operasi militer, sedikitnya 768 warga Palestina tewas, dan lebih dari 6.300 orang mengalami luka-luka akibat serangan pasukan Israel di Tepi Barat.
Peristiwa tragis ini memperlihatkan dampak nyata konflik yang belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir, menambah beban derita warga Palestina kehilangan anggota keluarga mereka setiap hari.
Bagi warga Palestina, sosok Naji Al-Baba tidak hanya menjadi angka dalam statistik korban, melainkan juga simbol dari krisis kemanusiaan yang terus berlangsung.
Setiap nyawa yang hilang meninggalkan luka mendalam bagi keluarga dan komunitasnya, serta mengundang perhatian internasional terhadap urgensi penyelesaian damai di wilayah tersebut.
Peristiwa ini mengingatkan dunia tentang pentingnya upaya diplomasi untuk menghentikan kekerasan yang terus merenggut masa depan generasi muda Palestina. (Anadolu)
- Penulis :
- Khalied Malvino