
Pantau - Topan Usagi melanda Filipina pada Jumat (15/11/2024) pagi dan bergerak keluar dari wilayah tersebut, sementara badai lain mendekat dan mengancam daerah yang baru saja dilanda banjir bandang dan longsor. Bencana ini menewaskan banyak orang beberapa pekan lalu, menurut laporan layanan cuaca.
Topan Usagi, yang merupakan badai kelima yang melanda negara kepulauan itu dalam tiga pekan terakhir, bergerak ke utara menuju Taiwan. Sementara tim SAR berupaya menjangkau warga yang terjebak di atap rumah di Pulau Luzon bagian utara, di mana ternak mereka hancur akibat bencana tersebut.
Bencana terbaru ini menewaskan sedikitnya 159 orang dan memicu permintaan bantuan senilai $32,9 juta (sekitar Rp 510,5 miliar) dari PBB untuk wilayah yang paling terdampak.
"Banjir bandang yang dipicu oleh Usagi pada Kamis kemarin menerjang 10 desa yang sebagian besar sudah dievakuasi di sekitar kota Gonzaga, Provinsi Cagayan," kata pejabat penyelamatan lokal, Edward Gaspar, kepada AFP melalui telepon.
"Kami berhasil menyelamatkan sejumlah orang yang enggan pindah ke tempat penampungan dan terjebak di atap rumah mereka," tambahnya.
Baca juga: Badai Trami Hantam Filipina, 40 Korban Tewas dan Ribuan Terjebak Banjir
Meskipun lebih dari 5.000 warga Gonzaga berhasil dievakuasi sebelum topan datang, dua rumah dilaporkan terbawa derasnya arus banjir dan banyak lainnya rusak, sementara sektor peternakan di daerah tersebut mengalami kerugian besar.
"Kami belum dapat menghitung jumlah pasti ternak yang hilang akibat banjir, tetapi saya bisa pastikan kerugian kami sangat besar," jelas Gaspar.
Pohon-pohon yang tercabut akibat banjir merusak jembatan utama di Gonzaga, memutuskan akses ke Santa Ana, sebuah kota pesisir dengan sekitar 36.000 penduduk.
"Sebagian besar pengungsi sudah kembali ke rumah, namun kami menahan beberapa dari mereka karena kami harus memeriksa dulu apakah rumah mereka masih aman untuk dihuni," ujar Kepala Pperasi Badan Penanggulangan Bencana di Cagayan, Bonifacio Espiritu.
Pada Jumat (15/11/2024) pagi, Usagi bergerak melewati Selat Luzon dengan kecepatan angin yang melemah menjadi 120 km/jam, menuju Taiwan selatan, sementara otoritas setempat menurunkan status topan ini menjadi badai tropis.
Baca juga: Super Topan Usagi Mendekat, Ribuan Warga Filipina Dievakuasi
Namun, gelombang cuaca ekstrem diperkirakan akan berlanjut di Filipina tengah, di mana Badai Tropis Berat Man-yi diperkirakan akan mencapai perairan pesisir pada Minggu (17/11/2024), dengan layanan cuaca menyebutkan bahwa badai ini berpotensi melanda atau mendekati ibu kota Manila yang padat penduduk.
Dalam laporan PBB, bencana bulan lalu disebutkan telah merusak atau menghancurkan lebih dari 207.000 rumah, memaksa 700.000 orang mencari perlindungan sementara, di mana banyak keluarga yang kehilangan barang-barang penting seperti tikar tidur, peralatan kebersihan, dan perlengkapan masak, serta kesulitan mendapatkan air minum yang aman.
Kerusakan pada ribuan hektar lahan pertanian juga dilaporkan, dan dengan banjir yang terus-menerus, upaya penanaman kembali diperkirakan akan melambat dan memperburuk masalah pasokan pangan.
Setiap tahun, sekitar 20 badai besar dan topan melanda Filipina atau perairan sekitarnya, menewaskan banyak orang dan membuat jutaan orang tetap hidup dalam kemiskinan, namun kejadian badai berturut-turut dalam waktu singkat seperti ini cukup jarang terjadi.
Layanan cuaca menjelaskan, fenomena cuaca ini biasanya terjadi selama episode La Nina, sebuah fenomena iklim di Samudra Pasifik yang mendorong lebih banyak air hangat menuju Asia, menyebabkan hujan deras picu banjir di kawasan tersebut, serta kekeringan di selatan Amerika Serikat (AS). (AFP)
- Penulis :
- Khalied Malvino
- Editor :
- Khalied Malvino