
Pantau - Wakil Presiden (Wapres) Filipina, Sara Duterte, pada Selasa (26/11/2024) mengungkapkan, keamanannya "terancam" akibat konflik politik yang semakin dalam dalam koalisi pemerintah.
Duterte menjelaskan, setelah dia mengundurkan diri dari Kabinet Presiden Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr. pada Juni 2024, unit keamanan pribadinya secara tiba-tiba dipindahkan menjadi bagian dari Komando Keamanan Presiden (PSC).
"Karena itu, keamanan Wakil Presiden sekarang berada di bawah kendali PSC dan akibatnya dipengaruhi oleh keputusan dari Kantor Presiden," ujar Duterte dalam pernyataannya, melansir Anadolu.
Baca juga: Kata Presiden Marcos usai Dirinya Diancam Dibunuh Wapresnya Sendiri
Duterte juga mempertanyakan sikap diam PSC terhadap ancaman yang telah didokumentasikan terhadap dirinya, keluarganya, dan stafnya di Kantor Wakil Presiden (OVP).
"Jika PSC masih merupakan organisasi profesional yang tidak memihak, mengapa komando ini terkesan diam saja tentang ancaman terhadap saya, keluarga saya, dan personel OVP? Keheningan ini menjadi bukti bahwa penggabungan VPSPG (Grup Keamanan dan Perlindungan Wakil Presiden) ke dalam PSC jelas dimaksudkan untuk melemahkan keamanan saya, dan tidak ada alasan lain," jelasnya.
Pernyataan Duterte itu disampaikan sehari usai Presiden Marcos merespons tuduhan tersebut dengan menyebut, dia tak akan membiarkan "politik kotor" merusak negara.
Baca juga: Ancaman Pembunuhan dari Sara Duterte Terhadap Presiden Marcos Picu Ketegangan Politik di Filipina
Ini adalah reaksi pertama Marcos terhadap klaim Duterte yang mengkalim dia telah mengatur pembunuhan terhadap presiden, istrinya Liza Araneta-Marcos, serta Ketua DPR Martin Romualdez jika sesuatu terjadi padanya.
Duterte juga menuduh Romualdez, sepupu Marcos, ingin membunuhnya karena menganggapnya sebagai "ancaman terbesar" terhadap ambisinya untuk mencalonkan diri dalam Pilpres 2028.
Marcos dan Duterte sebelumnya berlari sebagai sekutu dalam Pilpres 2022, memberikan mereka masa jabatan 6 tahun. Namun, aliansi ini kemudian retak dalam beberapa bulan terakhir, yang memaksa Duterte mengundurkan diri dari Kabinet Marcos, di mana ia menjabat sebagai Menteri Pendidikan.
- Penulis :
- Khalied Malvino