
Pantau - Otoritas Palestina menyatakan setidaknya 33 orang tewas akibat serangan udara Israel di kamp pengungsi Nuseirat, Gaza Tengah, saat serangan terhadap wilayah tersebut terus berlangsung.
Menurut Kantor Media Pemerintah di Gaza, serangan yang terjadi pada Kamis (12/12/2024) itu disebut sebagai “pembantaian barbar dan keji,” dengan sebagian besar korban berasal dari keluarga al-Sheikh Ali.
“Tentara pendudukan [Israel] mengetahui bahwa ini adalah kawasan pemukiman yang dipenuhi banyak apartemen yang dihuni puluhan warga sipil, anak-anak, perempuan, dan orang-orang yang terlantar,” tulis Kantor Media Pemerintah di Gaza, melansir Al Jazeera, Jumat (13/12/2024).
Petugas medis membeberkan kepada Reuters bahwa serangan Israel menghantam kantor pos di Nuseirat yang digunakan untuk menampung keluarga pengungsi Palestina, serta rumah-rumah di sekitarnya.
Foto-foto dari lokasi menunjukkan anak-anak kecil tertutup debu dan darah di reruntuhan bangunan yang hancur. Reuters juga melaporkan sekitar 50 orang luka-luka, di samping lebih dari 30 korban jiwa.
Serangan ini menjadi bagian dari serangan udara yang terus membunuh banyak anggota keluarga dalam satu serangan tunggal.
Berdasarkan data Kantor Media Pemerintah di Gaza, hingga Oktober 2024, sebanyak 902 keluarga telah lenyap sepenuhnya akibat serangan Israel sejak dimulainya perang pada Oktober 2023.
Serangan di Nuseirat meluluhlantakkan kawasan padat penduduk salah satu dari delapan kamp pengungsi bersejarah di Gaza, yang didirikan pada 1948 setelah pengusiran besar-besaran warga Palestina.
Serangan itu bersamaan dengan laporan penargetan fasilitas kesehatan, jurnalis, dan pekerja kemanusiaan oleh pasukan Israel.
Laporan terbaru dari kelompok pengawas Airwars menyebut kampanye udara Israel di Gaza sebagai “konflik paling intens, merusak, dan mematikan bagi warga sipil” yang pernah mereka catat.
Data mereka menunjukkan korban sipil dalam satu bulan pertama perang empat kali lipat lebih tinggi dibanding konflik lain sejak 2014. Kantor Media Pemerintah Gaza juga menyoroti tekanan luar biasa pada sistem kesehatan di Gaza.
“Serangan terbaru ini bertepatan dengan rencana pendudukan Israel untuk menghancurkan sistem kesehatan di Gaza,” bunyi pernyataan mereka.
Serangan tersebut terjadi menyusul larangan Israel atas pengiriman obat-obatan, peralatan medis, dan serangan langsung terhadap fasilitas kesehatan.
Sejak perang dimulai, lebih dari 44.800 warga Palestina tewas, termasuk lebih dari separuhnya adalah perempuan dan anak-anak.
Baca juga:
- Penulis :
- Khalied Malvino