Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Inspeksi Ratusan Boeing 737-800 di Korsel Diperpanjang, Ada Apa?

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Inspeksi Ratusan Boeing 737-800 di Korsel Diperpanjang, Ada Apa?
Foto: Petugas pemadam mencari korban hilang dan mengevakuasi jenazah di lokasi kecelakaan pesawat Jeju Air dekat Bandara Muan, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024). (Getty Images).

Pantau - Kementerian Transportasi Korea Selatan memperpanjang inspeksi khusus terhadap seluruh 101 unit Boeing 737-800 yang dioperasikan maskapai dalam negeri hingga 10 Januari 2025, menurut pejabat kementerian, Jumat (3/1/2025). Langkah ini dilakukan setelah kecelakaan pesawat terburuk dalam sejarah negara itu.

Inspeksi dimulai pascainsiden pada Minggu (29/12/2024), saat Boeing 737-800 milik Jeju Air jatuh dan menewaskan 179 orang. Awalnya, inspeksi dijadwalkan selesai hari ini, namun diperpanjang sepekan tanpa alasan yang jelas.

Pesawat Jeju Air yang terbang dari Bangkok menuju Muan di barat daya Korea Selatan mengalami pendaratan perut, melewati landasan, dan terbakar setelah menabrak tanggul.

Kementerian Transportasi memastikan pemeriksaan menyeluruh terhadap mesin, catatan perawatan, dan roda pendaratan dari semua unit 737-800. Jika ditemukan pelanggaran serius, operasi maskapai bisa saja ditangguhkan.

Selain itu, Kementerian Transportasi Korea Selatan mengadakan pertemuan darurat dengan CEO dari 11 maskapai besar, termasuk Korean Air Lines dan Asiana Airlines, guna membahas langkah peningkatan keselamatan penerbangan.

Baca juga:

Tim investigasi Korea Selatan mengumumkan dua anggotanya akan berangkat ke Amerika Serikat (AS) pekan depan untuk menganalisis perekam data penerbangan bekerja sama dengan Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB).

Tim juga meneliti puing-puing pesawat dan mewawancarai petugas menara kontrol bandara untuk mengungkap penyebab kecelakaan. Data dari 107 ponsel yang ditemukan di lokasi kejadian, termasuk pesan teks, akan dianalisis untuk mencari petunjuk.

Penjabat Presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, mendesak agar penyelidik segera mengumpulkan bukti di lokasi kejadian dan menganalisis rekaman suara kokpit.

Pertanyaan yang belum terjawab mencakup alasan kegagalan roda pendaratan, keputusan pilot untuk mencoba pendaratan kedua, serta laporan pilot yang menyebutkan adanya "bird strike" dan status darurat sebelum kecelakaan.

Sementara itu, polisi menggeledah kantor Jeju Air dan operator Bandara Internasional Muan. CEO Jeju Air, Kim E-bae, dan satu pejabat lainnya dilarang meninggalkan Korea Selatan untuk mempermudah penyelidikan.

Penulis :
Khalied Malvino