
Pantau - Minyak dari dua kapal tanker tua dan rusak milik Rusia--salah satunya tenggelam--terdeteksi pada Jumat (3/1/2025) di lepas pantai Sevastopol, kota terbesar di Crimea yang dianeksasi Moskow.
Kapal Volgoneft-212 dan Volgoneft-239 dihantam badai pada Desember 2024 di Selat Kerch, yang menghubungkan Crimea dengan wilayah Krasnodar di Rusia selatan, sekitar 250 km dari Sevastopol.
Satu kapal tenggelam dan satu lainnya kandas, melepaskan sekitar 2.400 ton mazut atau minyak bakar berat ke perairan sekitar, menurut Kementerian Transportasi Rusia.
“Sebuah lapisan minyak kecil mencapai Sevastopol hari ini,” ungkap Mikhail Razvozhayev, Wali Kota Sevastopol yang ditunjuk Moskow, melalui Telegram, seraya membagikan video minyak tebal tersebut.
Razvozhayev menyebut ukuran lapisan minyak sekitar 1,5 meter panjang dan lebar.
Sevastopol, dengan populasi lebih dari setengah juta orang, merupakan markas bersejarah armada Laut Hitam Angkatan Laut Rusia yang sering menjadi target serangan Ukraina selama konflik hampir tiga tahun terakhir.
Presiden Vladimir Putin menyebut insiden ini sebagai “bencana ekologi,” dengan ratusan relawan dikerahkan untuk membersihkan tanah tercemar di pantai Crimea dan sepanjang pantai selatan Rusia.
Baca juga:
- Drone Rusia Hantam Kyiv, Bangunan Hancur dan Warga Terluka
- Putin Minta Maaf, Jatuhnya Pesawat Azerbaijan Bikin Dunia Tercengang
Kementerian Transportasi Rusia menyatakan, jenis minyak ini sulit dibersihkan karena padat dan berat sehingga tidak mengapung di permukaan air.
“Belum ada teknologi yang terbukti di mana pun di dunia untuk menghilangkannya dari kolom air,” demikian pernyataan Kementerian Transportasi Rusia di media sosial.
“Oleh karena itu, metode utama adalah pengumpulan dari garis pantai, ketika mazut telah terdampar di zona pesisir,” imbuhnya.
Kementerian Situasi Darurat Rusia melaporkan, sekitar 78.000 ton tanah dan pasir tercemar telah diangkat dari pantai hingga Jumat (3/1/2025). Diprediksi ada 200.000 ton yang mungkin perlu dibersihkan.
Ukraina mengecam Rusia atas kebocoran ini, menuduhnya menggunakan kapal tak layak untuk kondisi laut musim dingin yang keras untuk mengangkut produk minyak.
Dalam kondisi sanksi Barat, Rusia terpaksa menggunakan "armada bayangan" yang sebagian besar terdiri dari kapal tanker tua untuk mengekspor bahan bakarnya ke seluruh dunia.
Rusia merebut Semenanjung Crimea pada 2014 setelah revolusi pro-Uni Eropa di Kyiv.
- Penulis :
- Khalied Malvino