Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Kementerian P2MI Tingkatkan Fokus Pelatihan untuk Dorong Kompetensi PMI di Pasar Global

Oleh Ahmad Ryansyah
SHARE   :

Kementerian P2MI Tingkatkan Fokus Pelatihan untuk Dorong Kompetensi PMI di Pasar Global
Foto: Menteri P2MI Abdul Kadir Karding berbicara kepada awak media di Kementerian P2MI Jakarta, Senin (6/1/2025). (ANTARA/Katriana)

Pantau - Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) tidak hanya menargetkan pengiriman 425 ribu pekerja migran Indonesia (PMI) ke luar negeri pada 2025, tetapi juga memperkuat upaya peningkatan kualitas dan daya saing tenaga kerja Indonesia melalui program pelatihan terintegrasi.

Menteri P2MI Abdul Kadir Karding menyatakan bahwa kompetensi PMI menjadi kunci untuk memenuhi permintaan pasar tenaga kerja global yang mencapai 1,35 juta peluang kerja pada 2025."Kita tidak hanya mengirimkan pekerja, tetapi juga harus memastikan mereka memiliki kemampuan yang unggul agar dapat bersaing di pasar internasional," ujar Karding di Jakarta, Senin (6/1).

Baca Juga:
Kawendra, Gus Fawait, dan BP2MI Gerak Cepat Pulangkan PMI dari Saudi
 

Bahasa sebagai Kunci Daya Saing
Dalam rapat terbatas bersama Presiden, Karding mengusulkan agar Bahasa Inggris dijadikan sebagai bahasa wajib kedua di Indonesia."Kami berharap pembelajaran Bahasa Inggris dimulai sejak sekolah dasar. Ketika selesai SMP atau SMA, pekerja kita diharapkan sudah fasih, sehingga lebih kompetitif dibandingkan negara lain seperti Filipina," katanya.

Filipina, menurut Karding, dikenal dengan tenaga kerja yang memiliki kemampuan komunikasi internasional yang baik, sehingga sering menjadi pilihan utama di sektor jasa global. Dengan kebijakan ini, Indonesia diharapkan dapat meningkatkan daya saing tenaga kerjanya di pasar global.

Dampak Ekonomi yang Signifikan
Pada 2024, Indonesia berhasil mengirimkan 297 ribu PMI, memberikan dampak ekonomi berupa devisa sebesar Rp251 triliun dan membantu menurunkan angka pengangguran sebesar 3,98 persen. Dengan target pengiriman 425 ribu PMI pada 2025, devisa yang dihasilkan diperkirakan melampaui Rp300 triliun, yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 0,52 persen.

"PMI adalah pahlawan devisa kita. Mereka berkontribusi signifikan tidak hanya untuk keluarganya tetapi juga untuk negara," ujar Karding.

Pelatihan Teknis dan Pendampingan
Selain Bahasa Inggris, program pelatihan juga mencakup keterampilan teknis di sektor kesehatan, konstruksi, dan jasa rumah tangga-bidang yang paling banyak membutuhkan tenaga kerja di luar negeri. Kementerian P2MI bekerja sama dengan lembaga pelatihan, perusahaan, dan pemerintah daerah untuk menyediakan pelatihan yang relevan dengan kebutuhan pasar.

"Dengan pelatihan yang terfokus, kami yakin dapat memaksimalkan peluang kerja global dan memastikan PMI bekerja secara legal dan aman," kata Karding.

Upaya ini juga diharapkan mampu mengurangi praktik pengiriman pekerja ilegal yang sering kali menempatkan PMI dalam situasi rentan."Kita ingin setiap PMI yang dikirim sudah memiliki perlindungan penuh dari negara," tegasnya.

Melalui berbagai langkah strategis ini, Kementerian P2MI optimis dapat menciptakan tenaga kerja Indonesia yang lebih kompetitif dan berdampak besar bagi perekonomian nasional.

Penulis :
Ahmad Ryansyah