Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Kata Barghouti soal Gencatan Senjata Israel-Hamas Setop Genosida

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Kata Barghouti soal Gencatan Senjata Israel-Hamas Setop Genosida
Foto: Pemimpin Inisiatif Nasional Palestina (PNI), Mustafa Barghouti. (Getty Images)

Pantau - Pemimpin Inisiatif Nasional Palestina (PNI), Mustafa Barghouti, menggambarkan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas sebagai upaya untuk menghentikan "genosida" terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza yang terkepung.

Baca juga: Kabinet Israel Tunda Rapat Bahas Gencatan Senjata Sebelum Hamas Mundur

"Kesepakatan [gencatan senjata] ini berarti menghentikan genosida di Gaza dan kejahatan perang yang dihadapi oleh warga Palestina, termasuk hukuman kolektif dan pembersihan etnis," ujarnya kepada Al Arabiya English.

"Bagi kami, yang terpenting adalah menghentikan kehancuran dan perusakan," sambungnya.

Kegembiraan pecah di seluruh dunia setelah Amerika Serikat (AS), Mesir, dan Qatar mengumumkan kesepakatan gencatan senjata pada Rabu (15/1/2025) untuk mengakhiri pertempuran di Gaza dengan imbalan pembebasan sandera dan penarikan bertahap pasukan Israel dari jalur yang dilanda perang tersebut.

Namun, pengumuman itu disambut dengan kehati-hatian karena Israel terus melancarkan serangan di enklave Palestina, yang menewaskan setidaknya 20 orang dalam hitungan jam setelah pengumuman gencatan senjata.

"Kami belum sepenuhnya yakin," tutur Barghouti, yang mencerminkan sikap serupa, seraya menyebut Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu sebagai "pria egois" yang hanya mementingkan kepentingan politik pribadinya.

Baca juga: Biden dan Trump Adu Klaim Jadi Pahlawan Gencatan Senjata Gaza

Pada Kamis (16/1/2025), Israel menuduh Hamas telah mengingkari sebagian kesepakatan gencatan senjata dan menyatakan Kabinet Keamanan Israel tak akan membahas kesepakatan tersebut hingga persetujuan Hamas dipastikan.

"Hamas telah membatalkan sebagian dari kesepakatan yang tercapai dengan para mediator dan Israel dalam upaya untuk memeras konsesi menit-menit terakhir," tulis pernyataan kantor PM Benjamin Netanyahu dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan situasi tersebut menciptakan "krisis menit terakhir."

Kesepakatan gencatan senjata selama enam pekan akan berlaku pada Minggu (19/1/2025). Rincian kesepakatan yang diumumkan oleh Presiden Joe Biden dalam pidatonya sangat mencerminkan kesepakatan yang dia usulkan tahun lalu.

Keputusan Biden yang membuat banyak komentator politik dan analis mempertanyakan penundaan berbulan-bulan untuk mencapai gencatan senjata ini.

"Saya pikir kita kehilangan enam bulan dan dalam proses itu 10.000 orang Palestina dan beberapa sandera Israel," ujar Barghouti.

Sumber: Al Arabiya

Penulis :
Khalied Malvino