HOME  ⁄  Internasional

Rusia Serang Zaporizhzhia, Bayi 2 Bulan Ikut Jadi Korban

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Rusia Serang Zaporizhzhia, Bayi 2 Bulan Ikut Jadi Korban
Foto: Fasilitas industri di Zaporizhzhia, Ukraina, hancur akibat serangan rudal Rusia pada Sabtu (18/1/2025), menunjukkan dampak konflik yang terus memanas. (Getty Images)

Pantau - Rusia meluncurkan serangan drone dan rudal ke kota Zaporizhzhia, Ukraina tenggara, pada Rabu (22/1/2025) malam, menewaskan satu orang, melukai 31 lainnya, dan menimbulkan puluhan ribu warga tanpa listrik.

Baca juga: Rusia Klaim Tembak Jatuh 55 Drone Ukraina dalam Semalam

"Serangan ini menghancurkan fasilitas energi dan memutus pasokan listrik bagi lebih dari 20 ribu warga serta pemanas bagi sekitar 17 ribu lainnya," kata Gubernur Ivan Fedorov, Kamis (23/1/2025).

"Pasukan Rusia menyerang dengan drone lebih dulu, lalu disusul rudal balistik selama enam jam sirene serangan udara," imbuhnya.  

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menambahkan, korban luka termasuk bayi berusia dua bulan serta tim penyelamat yang merespons serangan gelombang pertama.

Baca juga: Rudal Rusia Hantam Ukraina, 13 Korban Tewas

Pada Kamis (23/1/2025) waktu setempat, polisi dan petugas penyelamat mencari korban di puing-puing apartemen yang hancur sambil mengevakuasi warga lanjut usia.

Serangan ini menghancurkan satu bangunan, merusak 30 lainnya, dan memicu trauma warga. Serhiy, salah satu korban, menceritakan, “Saya terlempar dari sofa, lalu tertimpa puing saat berlari ke lemari. Saya mendengar istri saya berteriak.”

Zaporizhzhia, kota industri strategis dekat garis depan, sering menjadi target serangan Rusia. Angkatan Udara Ukraina melaporkan Rusia menembakkan empat rudal balistik ke kota itu, bagian dari serangan massal semalam yang melibatkan 92 drone.

Baca juga: Drone Rusia Hantam Kyiv, Bangunan Hancur dan Warga Terluka

Sebanyak 57 drone berhasil ditembak jatuh, sedangkan 27 lainnya “kehilangan lokasi”. Sejak 2022, Rusia telah menyerang infrastruktur energi Ukraina sebanyak 1.200 kali, ungkap Wakil Perdana Menteri (PM) Yulia Svyrydenko.

Di sisi lain, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendorong upaya mengakhiri konflik, sementara Presiden Rusia Vladimir Putin semakin khawatir dampak perang terhadap ekonomi negaranya.

Namun, Ukraina menegaskan, tuntutan Moskow untuk mempertahankan wilayah yang diduduki bukanlah opsi yang bisa diterima.

Sumber: Reuters

Penulis :
Khalied Malvino