
Pantau - Uganda telah mengirimkan lebih dari 1.000 tentara tambahan ke wilayah timur Republik Demokratik Kongo dalam sepekan terakhir.
Baca juga: 13 Tentara Perdamaian Tewas usai Bentrok dengan Militer M23
Tepatnya dekat daerah yang kini menjadi medan pertempuran antara pemerintah Kinshasa dan kelompok pemberontak M23, menurut empat sumber diplomatik dan PBB. Peningkatan jumlah pasukan ini memicu kekhawatiran akan eskalasi regional yang lebih besar.
Dengan pengiriman pasukan tambahan ini, jumlah tentara Uganda di Kongo diperkirakan mencapai sekitar 4.000-5.000 orang, dengan tujuan resmi mendukung pemerintahan Presiden Republik Demokratik Kongo, Felix Tshisekedi.
Sumber PBB juga menambahkan bahwa Rwanda, yang mendukung kelompok pemberontak M23, juga memiliki pasukan di wilayah timur Kongo.
Baca juga: Konflik M23 Picu Kekhawatiran Perang Regional di Kongo
Uganda selama ini telah memberikan dukungan kepada tentara Kongo dalam menghadapi kelompok pemberontak lain, yaitu Angkatan Pertahanan Bersatu (ADF) yang berhaluan Islam.
Penambahan antara 1.000-2.000 tentara ini dilakukan dalam rangka operasi yang disebut Operasi Shujaa, kata sumber-sumber tersebut.
Di tengah aliansi yang kompleks dan sering berubah, para ahli PBB mencatat bahwa Uganda pernah memberikan dukungan kepada M23, yang merupakan bagian dari serangkaian pemberontakan yang didukung Rwanda, yang mengangkat senjata atas nama etnis Tutsi Kongo.
Baca juga: Konflik Tentara Kongo-M23 Berlanjut, Gencatan Senjata Dilanggar
Juru bicara militer Uganda, Felix Kulayigye, membantah adanya pengiriman pasukan besar-besaran, namun ia menjelaskan bahwa pasukan Uganda telah mengubah "postur mereka menjadi pertahanan ofensif", tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Menteri Komunikasi Kongo, Patrick Muyaya, tidak memberikan tanggapan saat ditanya mengenai kedatangan pasukan tambahan, tetapi menegaskan bahwa prioritas utama pasukan Uganda di wilayah tersebut adalah memerangi ADF, meskipun kemungkinan terjadi pertempuran dengan M23 dan pasukan Rwanda juga tidak bisa diabaikan.
"Masih banyak kecurigaan terhadap Uganda, banyak kecurigaan tentang apa yang sebenarnya terjadi dengan M23," tambahnya.
Sumber: REUTERS
- Penulis :
- Khalied Malvino