
Pantau - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kepincut untuk mengambil alih Jalur Gaza. Wacana ini memicu pertanyaan besar, apakah langkah tersebut mencederai upaya gencatan senjata, dan mengapa negara-negara Arab tetap bungkam terhadap isu ini?
Baca juga: Trump: AS akan Kuasai Gaza dan Ubah Jadi 'Riviera Timur Tengah'
Pengamat Timur Tengah, Faisal Assegaf menilai, sejak serangan 7 Oktober 2023, saat Hamas berhasil menerobos pertahanan Zionis, perspektif AS dan Israel terhadap kelompok pejuang Palestina itu berubah drastis.
"Ini bentuk frustrasi Trump dan Israel dalam menghadapi perlawanan para pejuang Palestina, terutama Hamas. Israel yang selama ini dianggap memiliki kekuatan militer terbaik di Timur Tengah, menghadapi tantangan besar dalam perang yang telah berlangsung lebih dari 15 bulan," ujar Faisal kepada Pantau.com, Rabu (5/2/2025).
Trump, yang dikenal sebagai sekutu erat Israel, tampaknya melihat solusi militer sebagai jalan keluar. Ia bahkan pernah menyebut bahwa Gaza harus "dikendalikan dengan cara berbeda" demi kepentingan keamanan Israel.
Namun, rencana ini menuai kontroversi global, terutama terkait dampaknya terhadap gencatan senjata yang tengah dibahas di tingkat internasional.
Bungkamnya Negara-negara Arab
Bungkamnya sejumlah negara Arab dalam konflik ini juga menuai sorotan global. Meski banyak pemimpin dunia Islam menyerukan solidaritas untuk Palestina, aksi nyata dari negara-negara tetangga Palestina, terutama anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), masih minim.
Baca juga: Hamas Siap Berdialog dengan Trump, Apa Agendanya?
"Faktor kepentingan nasional disebut-sebut menjadi alasan utama. Beberapa negara Arab memiliki hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Israel dan AS, sehingga enggan mengambil sikap tegas terhadap kebijakan Trump atau tindakan Israel di Gaza," tegas Faisal.
Dampak bagi Palestina
Jika rencana Trump untuk mengambil alih Jalur Gaza benar-benar diwujudkan, situasi di Palestina berpotensi semakin rumit.
Selain mencederai proses gencatan senjata, skenario ini juga bisa memicu ketegangan baru di kawasan Timur Tengah, dengan risiko meningkatnya aksi perlawanan dari kelompok-kelompok pejuang Palestina.
Rencana Trump untuk mengambil alih Gaza bukan hanya meningkatkan eskalasi konflik, namun juga membuka pertanyaan besar tentang masa depan Palestina.
Sementara itu, bungkamnya negara-negara Arab menimbulkan tanda tanya soal komitmen mereka dalam membela hak-hak rakyat Palestina.
- Penulis :
- Khalied Malvino
- Editor :
- Khalied Malvino