
Pantau - Delapan anak Ukraina yang diculik otoritas Rusia di wilayah Crimea yang diduduki akhirnya kembali ke rumah pada Kamis (6/2/2025). Hal ini dikonfirmasi oleh penasihat Presiden Ukraina, Darina Zarivna.
Baca juga: Ledakan di Kompleks Hunian Moskow: Satu Korban Tewas, Empat Terluka
Menurut Zarivna, anak-anak tersebut awalnya sedang menjalani perawatan di rumah sakit sebelum dipisahkan dari keluarga mereka dan dipindahkan ke panti asuhan milik negara.
Mereka berhasil diselamatkan melalui program Bring Kids Back, dengan tujuan memulangkan anak-anak Ukraina yang diculik selama perang.
"Mereka dipaksa mengikuti latihan patriotisme pro-Rusia, menangani senjata, dan dipersiapkan untuk perang," ungkap Zarivna di Telegram.
Baca juga: Rusia Serang Zaporizhzhia, Bayi 2 Bulan Ikut Jadi Korban
Dia menambahkan penculikan ini adalah bagian dari kebijakan Rusia untuk menghapus identitas Ukraina.
Tidak ada rincian terkait bagaimana anak-anak tersebut berhasil diselamatkan dan di mana mereka saat ini. Pihak Rusia belum memberikan komentar atas klaim ini.
Pada 2023, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin atas tuduhan kejahatan perang terkait penculikan anak-anak Ukraina. Kremlin dengan tegas menolak tuduhan tersebut.
Baca juga: Putin Siap Ngobrol Bareng Trump, Apa Dampaknya bagi Perang Rusia-Ukraina?
Awal pekan ini, Kepala Staf Presiden Ukraina, Andriy Yermak mengatakan, 12 anak lain yang sebelumnya dideportasi ke Rusia juga telah dipulangkan.
Sejak invasi besar-besaran Rusia pada Februari 2022, Kyiv dan Moskow telah beberapa kali melakukan pertukaran anak untuk memulihkan mereka ke keluarga masing-masing.
Ukraina mengklaim lebih dari 19.500 anak telah diculik ke Rusia atau wilayah pendudukan Rusia tanpa izin keluarga atau wali mereka. Kyiv menyebut tindakan ini sebagai kejahatan perang yang memenuhi definisi genosida menurut PBB.
Sumber: REUTERS
- Penulis :
- Khalied Malvino