
Pantau - Lebih dari 240 guru sekolah negeri dan swasta di Korea Selatan tertangkap karena menjual soal ujian simulasi kepada akademi swasta, dengan total penghasilan mencapai 21,3 miliar won (setara Rp239,2 miliar) selama enam tahun.
Baca juga:
Khawatir Disalahgunakan, Korsel Blokir Unduhan Terbaru DeepSeek
Menurut laporan BAI, sebanyak 249 guru terlibat dalam transaksi ini sejak 2018 hingga Juni 2023, dengan rata-rata pendapatan 85 juta won (sekitar Rp954,55 juta) per guru.
"Kami telah menemukan bukti kuat keterlibatan 249 guru dalam penjualan soal ujian simulasi," ujar juru bicara Badan Audit dan Inspeksi (BAI), Selasa (18/2/2025).
Berdasarkan temuan audit, BAI telah meminta tindakan disipliner terhadap 29 guru yang tindakannya tergolong serius, yakni 8 guru dari sekolah negeri dan 21 guru dari sekolah swasta.
Baca juga:
Dewan Nasional Korsel Desak Choi Sang-mok Tunjuk Hakim MK Baru
Selain itu, BAI meminta Kementerian Pendidikan untuk bekerja sama dengan otoritas daerah dalam mengambil langkah tegas terhadap 220 guru lainnya.
Audit mengungkap transaksi ini umumnya dimulai dengan akademi swasta yang memperoleh daftar penulis buku pelajaran EBS atau memanfaatkan relasi pribadi untuk menghubungi guru yang mampu membuat soal simulasi.
Guru dan akademi kemudian menyepakati harga berdasarkan jenis dan tingkat kesulitan soal.
Beberapa guru bahkan diketahui membocorkan soal EBS sebelum dipublikasikan dan menggunakan soal yang sama pada ujian sekolah, sementara yang lain tetap terlibat sebagai anggota panitia soal Ujian Masuk Perguruan Tinggi meskipun sedang melakukan transaksi ilegal.
Baca juga:
Khawatir Disalahgunakan, Korsel Blokir Unduhan Terbaru DeepSeek
Selain kasus tersebut, BAI juga menyoroti kontroversi terkait seorang profesor lokal yang menggunakan ulang teks EBS secara tidak sah pada ujian bahasa Inggris CSAT 2023.
Audit mendesak agar universitas sang profesor memberikan peringatan serta Korea Institute for Curriculum and Evaluation (KICE) mengambil tindakan disipliner, termasuk pemecatan atau penangguhan tugas, terhadap tiga pejabat yang mengabaikan keluhan mahasiswa.
Pemerintah diharapkan segera menindaklanjuti temuan ini guna menjaga integritas sistem pendidikan nasional dan mencegah praktik serupa di masa mendatang. YONHAP NEWS AGENCY
- Penulis :
- Khalied Malvino