
Pantau - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Ankara, di tengah upaya Kyiv memperkuat posisinya menyikapi perubahan sikap Amerika Serikat (AS) terhadap Rusia.
Zelensky, yang terbang dari Uni Emirat Arab (UEA) menuju Turki, mengungkapkan melalui Telegram bahwa dalam pertemuan tersebut, ia akan membahas isu-isu penting seperti pertukaran tahanan dengan Erdogan. Pertemuan yang berlangsung sekitar pukul 11.15 waktu setempat di istana Presiden Erdogan itu berlangsung setelah pertemuan tingkat tinggi antara diplomat AS dan Rusia di Arab Saudi, yang menjadi pertemuan pertama sejak invasi Rusia ke Ukraina hampir tiga tahun lalu.
Kunjungan ini merupakan yang kedua kalinya bagi Zelensky ke Turki, setelah kunjungan terakhir pada Maret 2024. Ajudan utama Erdogan, Fahrettin Altun, menyatakan bahwa pertemuan ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama antara Turki dan Ukraina.
Baca Juga:
Trump Isyaratkan Pertemuan dengan Putin, Perdamaian Ukraina di Ujung Tanduk?
Turki, sebagai anggota NATO, selama ini berusaha menjaga hubungan baik dengan negara-negara tetangganya yang terlibat dalam ketegangan di Laut Hitam, dengan Erdogan memainkan peran sebagai perantara yang berpotensi memediasi perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Selain mendukung Ukraina dengan pengiriman pesawat nirawak, Turki juga berhasil menghindari sanksi Barat terhadap Moskow. Bersama dengan Saudi dan UEA, Turki turut berperan dalam kesepakatan pertukaran tahanan antara Rusia dan Ukraina, yang telah mengembalikan ratusan tahanan meskipun perang terus berlanjut.
Pertemuan AS dan Rusia yang baru saja berlangsung di Riyadh, dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, menandai upaya kedua negara untuk membuka kembali hubungan yang telah lama terputus. Sejumlah pejabat AS dan Rusia kini tengah berusaha mewujudkan pertemuan puncak antara kedua pemimpin mereka, dengan Eropa dan Kyiv mengkhawatirkan potensi kesepakatan yang akan mengesampingkan kepentingan mereka dalam penyelesaian konflik Ukraina.
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah