Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Jerman Gelar Pemilu di Tengah Ketidakpastian Politik, Oposisi Unggul dalam Jajak Pendapat

Oleh Ahmad Ryansyah
SHARE   :

Jerman Gelar Pemilu di Tengah Ketidakpastian Politik, Oposisi Unggul dalam Jajak Pendapat
Foto: Ilustrasi pemimpin kandidat partai-partai pemenang di Jerman menuju pemilihan anggota parlemen. /ANTARA/Anadolu/py

Pantau - Jerman hari ini menggelar pemilu yang akan menentukan arah politik negara di tengah berbagai tantangan domestik dan global. Tempat pemungutan suara (TPS) di seluruh negeri telah dibuka sejak pukul 8 pagi waktu setempat dan akan beroperasi hingga pukul 6 sore. Antusiasme warga terlihat dengan mulai berdatangannya para pemilih ke TPS untuk memberikan suara mereka.

Lebih dari 59 juta warga Jerman memiliki hak pilih dalam pemilu ini, termasuk 2,3 juta pemilih pemula. Komposisi pemilih menunjukkan dominasi kelompok usia lanjut, di mana 42% dari total pemilih berusia 60 tahun ke atas. Sementara itu, hanya 13% pemilih yang berada di bawah usia 30 tahun. Selain itu, lebih dari 7 juta pemilih berlatar belakang imigran, termasuk lebih dari 1 juta warga Jerman keturunan Turki, diharapkan turut serta dalam menentukan pemimpin negara.

Namun, tidak semua warga dapat menggunakan hak pilih mereka dengan lancar. Sejumlah pemilih yang mengandalkan sistem pemungutan suara melalui pos mengeluhkan keterlambatan dokumen suara mereka, yang berpotensi menghambat partisipasi mereka dalam pemilu kali ini.

Baca Juga:
Jerman: Gaza Milik Palestina, Rencana Pengusiran Tak Dapat Diterima
 

Persaingan Sengit di Antara Partai Politik

Pemilu kali ini menjadi ajang persaingan ketat antara partai-partai besar Jerman. Partai oposisi, aliansi Demokrat Kristen (CDU/CSU) yang dipimpin oleh Friedrich Merz, menjadi favorit utama dalam pemilu ini. Meski demikian, mereka diperkirakan tidak akan memperoleh mayoritas absolut untuk membentuk pemerintahan sendiri.

Berdasarkan jajak pendapat terbaru dari INSA, CDU/CSU saat ini menguasai sekitar 29,5% dukungan pemilih, unggul lebih dari 14 poin dari Partai Sosial Demokrat (SPD) yang saat ini berkuasa di bawah kepemimpinan Kanselir Olaf Scholz. Sementara itu, partai sayap kanan Alternatif untuk Jerman (AfD) menunjukkan peningkatan signifikan dalam popularitas, dengan perolehan 21% dukungan dalam survei terbaru, menempatkan mereka sebagai kekuatan politik terbesar kedua di negara itu.

Namun, ketidakpastian masih membayangi hasil akhir pemilu ini, mengingat hampir 27% pemilih mengaku belum menentukan pilihan mereka hanya beberapa hari sebelum pemungutan suara berlangsung. Keputusan kelompok pemilih yang masih ragu ini akan sangat menentukan arah pemerintahan Jerman di masa mendatang.

Pemilu kali ini tidak hanya menentukan kepemimpinan baru, tetapi juga akan membawa dampak signifikan terhadap kebijakan domestik dan peran Jerman di panggung internasional. Dengan ketidakstabilan ekonomi global, isu imigrasi, dan tantangan geopolitik yang semakin kompleks, hasil pemilu ini akan menjadi titik balik bagi masa depan Jerman.

Penulis :
Ahmad Ryansyah