
Pantau - Pemerintah Jerman pada Rabu (5/2/2025) menolak keras rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk "mengambil alih" Jalur Gaza dan merelokasi warga Palestina secara permanen ke negara lain.
Baca juga:
- Hamas Bilang Rencana Trump Ambil Alih Jalur Gaza "Absurd"
- Rencana Trump di Jalur Gaza Picu Kembalinya Operasi Militer Israel
Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman, Annalena Baerbock menegaskan solusi dua negara tetap menjadi satu-satunya jalan untuk memastikan perdamaian, keamanan, dan martabat bagi Palestina dan Israel.
"Jelas bahwa Gaza—seperti Tepi Barat dan Yerusalem Timur—milik Palestina. Wilayah ini adalah titik awal bagi negara Palestina di masa depan," ujar Baerbock dalam pernyataan resminya.
Ia menekankan pengusiran warga sipil Palestina dari Gaza tidak hanya melanggar hukum internasional, namun juga akan memicu penderitaan baru dan memperburuk kebencian.
Baerbock juga mengingatkan PBB, Uni Eropa, dan negara-negara G7 telah berulang kali menentang pembangunan permukiman Israel di tanah Palestina melalui berbagai resolusi dan kebijakan resmi mereka.
Baca juga:
- Pengambilalihan Jalur Gaza Bentuk Frustrasi AS dan Israel Hadapi Hamas
- Trump Ragukan Gencatan Senjata Gaza Jelang Pertemuan dengan Netanyahu
"Penduduk sipil Gaza tidak boleh diusir, dan Gaza tidak boleh diduduki atau dihuni kembali secara permanen. Tidak boleh ada keputusan yang diambil tanpa melibatkan rakyat Palestina," tegasnya.
Pernyataan Baerbock ini merespons komentar Trump dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, di mana ia menyebut AS akan "mengambil alih Gaza" dan memindahkan warganya ke negara lain, seperti Yordania dan Mesir.
Trump bahkan mengklaim AS bisa mengubah Gaza menjadi "Riviera di Timur Tengah." Namun, rencana kontroversial ini mendapat kecaman dari berbagai negara, termasuk China, Turki, Palestina, Arab Saudi, Spanyol, dan Prancis, serta pejabat tinggi PBB.
Sumber: Anadolu
- Penulis :
- Khalied Malvino
- Editor :
- Khalied Malvino