
Pantau - Juru bicara senior Hamas, Sami Abu Zuhri, merespons pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menyebutkan niatnya untuk mengambil alih Jalur Gaza.
Abu Zuhri menyebut pernyataan Trump soal pengambilalihan Jalur Gaza "mencengangkan" dan "absurd." Dia juga mewanti-wanti ide semacam itu dapat mengguncang stabilitas kawasan Timur Tengah.
"Perkataan Trump tentang keinginannya untuk mengendalikan Gaza sangat tidak masuk akal dan bisa memicu ketegangan di kawasan ini," ujar Abu Zuhri kepada Reuters.
Pernyataan Trump mencuat usai membeberkan rencananya mengambil alih Jalur Gaza yang rusak akibat perang, seraya mengusulkan agar warga Palestina dipindahkan ke tempat lain.
Menurut Trump, AS akan mengendalikan Gaza dan mengembangkannya secara ekonomi setelah warga Palestina direlokasi.
Ide ini dinilai sebagai langkah dalam meruntuhkan kebijakan AS yang sudah berlangsung puluhan tahun terhadap konflik Israel-Palestina, termasuk memicu kemarahan negara-negara Arab.
Rencana mengejutkan Trump ini diumumkan pada konferensi pers bersama Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu di Washington pada Selasa (4/2/2025), tanpa memerinci lebih lanjut.
Pernyataan itu disambut penolakan dari Arab Saudi, yang melalui kementerian luar negerinya (Kemlu) pada Rabu (5/2/2025), menegaskan penolakan terhadap upaya apapun yang bertujuan memindahkan Palestina dari tanah mereka.
Trump juga mengusulkan agar lebih dari 2 juta warga Palestina yang tinggal di Gaza direlokasi ke negara-negara tetangga, seperti Yordania dan Mesir.
Trump bilang, Gaza yang telah hancur akibat perang Israel-Hamas harus dibangun kembali setelah lebih dari 16 bulan konflik yang menghancurkan.
Sebuah laporan dari PBB yang dirilis pada Januari 2025 menunjukkan pembersihan lebih dari 50 juta ton puing di Gaza akibat serangan Israel dapat memakan waktu hingga 21 tahun dengan biaya mencapai US$1,2 miliar (sekitar Rp18 triliun).
Sumber: REUTERS
- Penulis :
- Khalied Malvino