Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Masa Depan NATO Diragukan, Calon Kanselir Jerman Ambil Sikap

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Masa Depan NATO Diragukan, Calon Kanselir Jerman Ambil Sikap
Foto: Friedrich Merz mencermati hasil awal Pemilu federal Jerman 2025 di markas CDU Berlin, menandai momen penting bagi koalisi konservatif. (Getty Images)

Pantau - Friedrich Merz, kandidat kuat kanselir Jerman, mempertanyakan keberlangsungan NATO dalam bentuknya saat ini dan mendesak Eropa untuk segera membangun sistem pertahanan independen.

Baca juga:
Kawat Diplomatik Bocor jelang Pelantikan Trump Bikin Jerman Panik

Pernyataan ini muncul pada Minggu (23/2/2025) dalam wawancara dengan ARD, setelah pemerintahan Presiden AS Donald Trump menyatakan Eropa harus lebih mandiri dalam urusan pertahanan.

"Saya tak pernah membayangkan harus mengatakan ini di siaran TV, tetapi setelah pernyataan Trump minggu lalu... jelas bahwa pemerintahan ini tak terlalu peduli dengan nasib Eropa," ujar Merz.

Pekan lalu, Amerika Serikat (AS) mengejutkan sekutunya di Eropa dengan menegaskan mereka harus menjaga keamanan sendiri. Washington juga mengumumkan rencana pembicaraan dengan Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina tanpa melibatkan Eropa.

Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menambahkan bahwa "realitas strategis yang keras" membuat AS tak bisa terus memprioritaskan keamanan Eropa.

Merz menyinggung KTT NATO yang akan digelar Juni mendatang dan mempertanyakan apakah aliansi ini masih akan bertahan dalam bentuknya saat ini. Ia juga menyoroti perlunya Eropa mempercepat pembentukan sistem pertahanan independen.

Baca juga:
Jerman Gelar Pemilu di Tengah Ketidakpastian Politik, Oposisi Unggul dalam Jajak Pendapat

Dalam wawancara dengan ZDF pada Jumat (21/2/2025), Merz menekankan Jerman harus bersiap menghadapi kemungkinan Trump tidak lagi berpegang teguh pada prinsip pertahanan bersama NATO. Ia juga mengusulkan pembicaraan dengan Prancis dan Inggris terkait perlindungan nuklir Eropa.

Sikap Merz ini lebih tegas terhadap Rusia dibandingkan dengan Kanselir Olaf Scholz. Ia bahkan mempertimbangkan pengiriman rudal Taurus ke Kyiv, langkah yang sejauh ini ditolak oleh Scholz.

Pernyataan Merz juga mendapat dukungan dari Menteri Ekonomi Robert Habeck dari Partai Hijau, yang kemungkinan akan bergabung dalam pemerintahan baru di bawah kepemimpinannya.

"Kita berada dalam situasi sejarah yang unik. Amerika tak hanya meninggalkan Eropa, tapi juga bertindak melawan kita," tegas Habeck.

Pernyataan ini semakin menegaskan ketidakpastian hubungan transatlantik mendorong Eropa untuk memikirkan kembali strategi pertahanannya. REUTERS

Penulis :
Khalied Malvino