
Pantau - Kebocoran kawat diplomatik dari Kedutaan Besar (Kedubes) Jerman untuk Amerika Serikat (AS) bikin heboh. Kawat itu membeberkan kekhawatiran tentang rencana balas dendam Donald Trump yang dapat memengaruhi diplomasi Jerman, terutama menjelang kembalinya Trump ke kursi kekuasaan.
Baca juga: Bos Tesla dan Wapres China Ketemu, Bahas Apa Ya?
Menurut kawat rahasia yang bocor, Duta Besar (Dubes) Andreas Michaelis menyatakan Trump berencana untuk menerapkan “strategi gangguan maksimal” guna “mendefinisikan ulang tatanan konstitusional” di AS, yang berpotensi melemahkan demokrasi di negara tersebut. Ia juga menambahkan, Trump tampaknya terobsesi untuk membalas dendam.
Michaelis, yang akan mewakili Jerman dalam pelantikan Trump pada Senin (20/1/2025) waktu setempat, merasa kebocoran ini datang pada waktu yang sangat buruk, mengakibatkan pemerintah Jerman menjadi semakin cemas.
Kawat itu dikirimkan ke kementerian luar negeri Jerman pada hari Selasa lalu, dan dalam kawat tersebut, Michaelis mengungkapkan, Trump adalah sosok yang “penuh rasa dendam."
Trump disebut-sebut akan “memusatkan kekuasaan” di tangannya, yang akan mengurangi peran Kongres dan negara bagian. Jika itu terjadi, prinsip-prinsip dasar demokrasi AS bisa runtuh, kata Michaelis.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman, Annalena Baerbock, mengakui kawat tersebut memang ada, namun ia juga menyebut sudah menjadi tugas kedubes untuk mengirimkan laporan semacam itu, terutama saat ada pergantian pemerintahan.
Baca juga: Serba Unik jelang Pelantikan Trump, Pernah Dipidana hingga Hobi Main Medsos
Politikus konservatif Friedrich Merz, yang menjadi favorit untuk menang dalam pemilihan kanselir pada Februari 2025, tidak setuju dengan kebocoran ini.
Ia menganggap kawat tersebut “penuh kritik dan omong kosong” tentang Trump. Merz menyatakan bahwa pemerintah AS tidak memerlukan komentar dari Jerman mengenai hal tersebut.
Sementara itu, Kanselir Olaf Scholz, yang berasal dari Partai Sosial Demokrat, lebih kritis terhadap Trump, terutama terkait Elon Musk yang campur tangan dalam Pemilu Jerman untuk mendukung AfD yang ekstrem kanan.
Selain itu, dengan adanya ancaman tarif tinggi yang sering diungkapkan Trump, Jerman khawatir akan menjadi pihak paling dirugikan dalam perang dagang AS-Eropa. Kenaikan tarif tersebut berpotensi memperburuk kondisi ekonomi Jerman yang sedang melambat.
Lars Klingbeil, pimpinan SPD, juga menegaskan Berlin “harus siap bekerja sama dengan pemerintahan AS, namun jika Trump menolak, Jerman harus siap untuk melawan dan membela kepentingannya.”
Sumber: AFP
- Penulis :
- Khalied Malvino