
Pantau - Pasukan keamanan Bangladesh telah meringkus lebih dari 8.600 orang dalam operasi dua pekan terakhir yang menyasar kelompok kriminal yang diduga terkait dengan pemerintahan mantan Perdana Menteri (PM) Sheikh Hasina.
Baca juga:
Bentrokan Kampus di Bangladesh Lukai 150 Mahasiswa
Kepala Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) pemerintahan interim Bangladesh, Jahangir Alam Chowdhury, memerintahkan peningkatan intensitas "Operasi Devil Hunt" yang dimulai sejak 8 Februari 2025.
Langkah ini diambil menyusul meningkatnya tingkat kejahatan di ibu kota, dengan angka perampokan yang dilaporkan meningkat dua kali lipat sejak Januari 2024.
"Operasi Devil Hunt akan terus berlanjut, dan kami tidak akan membiarkan para pelaku beristirahat," tegas Chowdhury kepada wartawan setelah briefing darurat membahas keamanan, Sabtu (24/2/2025).
"Saya telah memerintahkan pasukan untuk meningkatkan patroli," sambungnya.
Chowdhury menuding anggota partai Awami League pimpinan Hasina berada di balik gelombang kejahatan ini, dengan tuduhan mereka berupaya "mendestabilisasi" negara tersebut.
Baca juga:
Mahasiswa Pengguling PM Bangladesh Dirikan Partai Baru
Operasi ini juga memicu protes dari mahasiswa yang marah dengan maraknya kejahatan kekerasan.
"Kami tidak tahu apa yang sebenarnya dicapai 'perburuan' ini," kata Sadia Afreen Mou, mahasiswa pascasarjana.
"Situasinya semakin memburuk. Jumlah pemerkosaan meningkat, sementara penyerangan dan perampokan membuat hidup tak tertahankan," imbuhnya.
Sumaiya Nazneen menggambarkan bagaimana saudaranya, pengusaha Anwar Hossain, ditembak dan ditikam di depan rumahnya oleh perampok bersenjata parang yang mengendarai sepeda motor.
"Perampokan itu terjadi tepat di depan rumah kami," ujarnya. AFP
- Penulis :
- Khalied Malvino