
Pantau - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mempertimbangkan pemberian sanksi baru terhadap Rusia setelah serangan besar-besaran terhadap infrastruktur energi Ukraina. Langkah ini menyusul kebijakan AS yang sebelumnya menangguhkan bantuan militer ke Kyiv dalam upaya mendorong solusi diplomatik.
"Dengan Rusia yang terus menggempur Ukraina di medan perang saat ini, saya tengah mempertimbangkan sanksi perbankan, tarif, dan langkah-langkah ekonomi berskala besar terhadap Rusia hingga gencatan senjata dan perjanjian perdamaian tercapai," tulis Trump di platform Truth Social miliknya, sebagaimana dikutip AFP, Jumat (7/3/2025).
Trump juga mendesak Rusia dan Ukraina untuk segera berunding sebelum situasi semakin memburuk.
Baca Juga:
Media: Sekutu Trump Jalin Komunikasi dengan Oposisi Ukraina
Ancaman sanksi ini datang setelah Rusia melancarkan serangan drone dan rudal ke fasilitas energi Ukraina. Serangan tersebut semakin meningkatkan ketegangan di tengah hubungan yang kian memburuk antara Kyiv dan Washington.
Sebelumnya, pemerintahan Trump menangguhkan bantuan militer dan berbagi informasi intelijen dengan Ukraina menyusul perselisihan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Pada pertemuan 28 Februari lalu, Trump dan Wakil Presiden JD Vance mengkritik Zelensky secara terbuka, menuduhnya kurang bersyukur atas miliaran dolar bantuan yang telah diberikan AS.
Kebijakan Trump terkait Ukraina menuai kritik dari sekutu Eropa dan lawan politik di AS, yang menudingnya terlalu lunak terhadap Rusia. Sikap AS semakin disorot setelah memilih berpihak pada Rusia dalam pemungutan suara di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang menyerukan diakhirinya perang tanpa menekankan kedaulatan teritorial Ukraina.
Di sisi lain, Trump dikabarkan telah melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam langkah awal menuju pemulihan hubungan antara kedua negara. Langkah ini memicu spekulasi bahwa Trump mempertimbangkan pencabutan sanksi besar yang sebelumnya diberlakukan di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden setelah invasi Rusia ke Ukraina pada 2022.
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah