
Pantau - Sedikitnya 19 orang tewas dalam serangan militer besar-besaran yang dilancarkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap kelompok Houthi di Yaman pada Sabtu (15/03). Serangan ini merupakan respons atas serangkaian serangan Houthi terhadap kapal dagang di Laut Merah. Trump memperingatkan kelompok tersebut agar segera menghentikan aksi mereka atau menghadapi konsekuensi lebih besar.
Selain itu, Trump juga memberikan peringatan keras kepada Iran sebagai pendukung utama Houthi. "Jika Iran mengancam Amerika Serikat, kami akan sepenuhnya menuntut pertanggungjawaban mereka tanpa belas kasihan!" tegasnya.
Serangan Terbesar di Timur Tengah Sejak Trump Berkuasa
Operasi militer ini disebut sebagai yang terbesar sejak Trump menjabat pada Januari lalu. Seorang pejabat AS mengungkapkan bahwa serangan ini dapat berlangsung selama beberapa hari atau bahkan berminggu-minggu. Langkah ini juga sejalan dengan upaya Washington meningkatkan tekanan sanksi terhadap Teheran guna memaksanya bernegosiasi terkait program nuklirnya.
Menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Houthi, sedikitnya 13 warga sipil tewas dan sembilan lainnya terluka akibat serangan di ibu kota Sanaa. Sementara itu, laporan Al-Masirah TV yang dikendalikan Houthi menyebutkan enam korban jiwa lainnya, termasuk empat anak-anak dan seorang wanita, serta 11 korban luka di Provinsi Saada.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Bisa Berakhir, Trump Beri Sinyal Positif
Kelompok Houthi mengutuk serangan ini sebagai "kejahatan perang." Mereka menegaskan kesiapan untuk membalas dengan perlawanan yang lebih besar. "Angkatan bersenjata Yaman siap merespons eskalasi dengan eskalasi," bunyi pernyataan resmi mereka.
Dampak Serangan dan Respon Warga
Penduduk Sanaa melaporkan bahwa serangan udara menghantam sebuah bangunan di wilayah yang dikenal sebagai basis Houthi. "Ledakan sangat dahsyat hingga mengguncang lingkungan seperti gempa bumi. Wanita dan anak-anak kami ketakutan," kata seorang warga bernama Abdullah Yahia kepada Reuters.
Houthi telah melancarkan lebih dari 100 serangan terhadap kapal-kapal dagang sejak November 2023, mengganggu perdagangan global. Mereka mengklaim aksi ini sebagai solidaritas terhadap Palestina atas konflik Israel-Hamas di Gaza. Namun, tindakan mereka membuat AS harus mengerahkan pertahanan udara dalam jumlah besar untuk mencegat rudal dan drone yang menyerang kapal-kapal di Laut Merah.
Eskalasi Konflik dan Ancaman dari Trump
Serangan udara pada Sabtu dilakukan oleh pesawat tempur dari kapal induk USS Harry S. Truman yang berada di Laut Merah. Komando Pusat Militer AS (CENTCOM) menegaskan bahwa serangan ini adalah bagian dari operasi besar-besaran di seluruh wilayah Yaman.
Baca juga: Hamas Apresiasi Sikap Trump Tolak Relokasi Warga Palestina
"Serangan Houthi terhadap kapal, pesawat, dan pasukan AS tidak akan dibiarkan. Iran sebagai pendukung utama mereka juga telah kami peringatkan," ujar Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth di media sosial X.
Trump sendiri menegaskan kesiapan untuk melancarkan tindakan militer yang lebih besar. "Serangan Houthi terhadap kapal Amerika tidak bisa dibiarkan. Kami akan menggunakan kekuatan mematikan yang luar biasa hingga tujuan kami tercapai," tulisnya.
Sementara itu, Iran belum memberikan tanggapan resmi terhadap serangan ini. Pekan lalu, Trump mengirim surat kepada Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, untuk membuka jalur negosiasi terkait nuklir. Namun, Khamenei dengan tegas menolak tawaran tersebut.
Ketegangan dengan Iran dan Ancaman Nuklir
Di tengah eskalasi konflik, Iran menghadapi tekanan domestik yang semakin besar akibat krisis ekonomi. Menurut beberapa pejabat Iran, meningkatnya ketidakpuasan publik dapat berujung pada gelombang protes besar-besaran.
Baca juga: Elon Musk dan Tesla Hadapi Tekanan, Donald Trump Beri Dukungan Penuh
Sementara itu, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) memperingatkan bahwa Iran semakin meningkatkan pengayaan uranium hingga 60 persen, mendekati tingkat senjata nuklir. Negara-negara Barat menilai bahwa tidak ada alasan teknis untuk pengayaan setinggi itu dalam program nuklir sipil. Iran membantah tuduhan ini dan bersikeras bahwa program nuklirnya bersifat damai.
Serangan AS terhadap Houthi menandai babak baru dalam ketegangan di Timur Tengah, dengan potensi eskalasi lebih lanjut yang dapat mengguncang stabilitas kawasan.
- Penulis :
- Latisha Asharani