
Pantau - Pemerintah Mesir dengan tegas membantah klaim media Israel yang menyebutkan Kairo siap menerima hingga 500 ribu warga Palestina yang direlokasi ke Sinai Utara sebagai bagian dari rekonstruksi Jalur Gaza.
BACA JUGA: Uni Eropa Dukung Rekonstruksi Gaza, Siap Kontribusi Pemulihan Wilayah
Dalam pernyataan resmi Dinas Penerangan Negara (SIS) Mesir, Jumat (21/3/2025), disebutkan klaim itu tidak benar dan bertentangan dengan sikap tegas Mesir sejak agresi Israel ke Gaza dimulai pada Oktober 2023.
"Mesir sepenuhnya menolak isu relokasi warga Gaza ke Sinai, baik secara sukarela maupun paksa, karena hal itu bisa menghapus perjuangan Palestina dan mengancam keamanan nasional Mesir," bunyi pernyataan SIS.
Mesir juga menyoroti perannya dalam upaya diplomasi, termasuk mengusulkan rencana rekonstruksi Gaza pada KTT Arab 4 Maret 2025, yang disetujui oleh seluruh negara peserta.
BACA JUGA: PM Mesir dan Palestina Gelar Pertemuan Bahas Rencana Rekonstruksi Gaza
Sementara itu, situasi di Gaza semakin memburuk. Sejak Selasa (18/3/2025), serangan udara Israel telah menewaskan lebih dari 700 warga Palestina dan melukai 900 lainnya, menyebabkan gencatan senjata yang telah berlangsung sejak Januari 2025 berakhir.
Sejak Oktober 2023, agresi Israel telah mengakibatkan lebih dari 50.000 warga Palestina tewas, sebagian besar wanita dan anak-anak, serta 112.000 lainnya luka-luka.
Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan (Menhan) Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan pelanggaran HAM di Gaza.
Selain itu, Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas tindakan mereka di Jalur Gaza.
- Penulis :
- Khalied Malvino