Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Voting Senat AS: Trump Harus Tarik Angkatan Militer dari Yaman dan Tinggalkan Saudi

Oleh Noor Pratiwi
SHARE   :

Voting Senat AS: Trump Harus Tarik Angkatan Militer dari Yaman dan Tinggalkan Saudi

Pantau.com - Senat Amerika Serikat memutuskan untuk menarik bantuan militer untuk Arab Saudi terkait perang di Yaman dan menuduh Putra Mahkota Mohammed bin Salman atas pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi.

Melansir BBC, Jumat (14/12/2018), hal tersebut merupakan hasil voting bersejarah yang merupakan pertama kalinya ketika salah satu majelis di Kongres AS setuju menarik militer berdasarkan Undang-undang Kekuasaan Perang 1973.

Hasil yang diperoleh itu lolos dengan perbandingan suara 56-41. Resolusi tersebut menyerukan Presiden Donald Trump untuk menghapus semua pasukan Amerika Serikat yang terlibat dalam perang di Yaman, kecuali yang memerangi ekstrimis Islam.

Meski begitu, Trump sudah berjanji dia bakal memveto resolusi sehingga voting yang digelar Kamis terancam hanya menjadi aksi simbolik saja.

Baca juga: Lembaga Kemanusiaan Desak Dunia Internasional Buka Mata untuk Krisis Yaman

Senat AS dengan pasti kemudian mengeluarkan sebuah resolusi yang menyatakan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman bersalah atas pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi pada awal Oktober lalu dan bersikeras menyebutkan bahwa kerajaan bertanggungjawab atas kasus tersebut.

Amerika Serikat memilih untuk berhenti mengisi bahan bakar pesawat perang milik Arab Saudi pada bulan lalu. Jika resolusi itu disahkan menjadi undang-undang, maka di masa depan praktik pemberian bantuan militer ke Saudi bakal dilarang.

Senator Vermont Bernie Sanders sebagai salah satu penggagas resolusi itu bersama Senator Utah Mike Lee memuji pemungutan suara tersebut.

"Hari ini kamu akan memberitahu pihak Arab Saudi bahwa kami tidak akan lagi menjadi bagin dari petualangan militer mereka," ucapnya.

Baca juga: Perundingan Perdamaian Yaman Digelar di Swedia

Ia menggambarkan bahwa langkah tersebut memberikan jawaban kepada dunia, bahwa Amerika Serikat tidak akan terus menjadi bagian dari bencana kemanusiaan terburuk di dunia.

Namun, Administrasi Donald Trump mengatakan bahwa hal tersebut akan melemahkan dukungan Amerika Serikat untuk koalisi Arab, yang melawan pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman.

Menurut data PBB, sejak konflik perang dimulai pada tahun 2014, ribuan warga sipil telas teas, dan sekitar 14 juta orang saat ini berada di ambang kelaparan di Yaman.

Penulis :
Noor Pratiwi