Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Houthi Klaim Serang Markas Militer Israel dan Kapal di Laut Merah, Balasan atas Serangan di Sanaa

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Houthi Klaim Serang Markas Militer Israel dan Kapal di Laut Merah, Balasan atas Serangan di Sanaa
Foto: (Sumber: Pengikut Kelompok Houthi ikut serta pada parade untuk memperingati ulang tahun ke-10 kelompok tersebut mengambil ibu kota Sanaa, di Lapangan Al Sabeen, Yaman, pada 21 September 2024. (ANTARA/Xinhua/Mohammed Mohammed))

Pantau - Kelompok Houthi di Yaman mengklaim telah melancarkan serangan berulang terhadap berbagai target strategis di wilayah Israel pada Selasa, 2 September 2025, termasuk markas militer di Tel Aviv, Bandara Ben Gurion, dan sebuah kapal di Laut Merah bagian utara.

Pernyataan tersebut disampaikan melalui stasiun televisi al-Masirah yang dikelola oleh kelompok Houthi.

Juru bicara militer Houthi, Yahya Sarea, menyatakan, "Drone Sammad-4 melancarkan serangan ke gedung Markas Besar Angkatan Darat Israel" di Tel Aviv.

Serangan Drone dan Rudal Sasar Infrastruktur Vital Israel

Menurut Yahya Sarea, kelompoknya juga meluncurkan sejumlah drone yang menargetkan beberapa lokasi penting lainnya, termasuk pembangkit listrik di Hadera, Bandara Internasional Ben Gurion, dan Pelabuhan Ashdod.

Selain itu, Houthi mengklaim telah meluncurkan dua unit drone dan satu rudal jelajah ke kapal kontainer MSC Aby yang sedang berlayar di Laut Merah bagian utara.

Kelompok ini menuduh kapal MSC Aby tetap menjalin hubungan dagang dengan pelabuhan-pelabuhan di Israel, sehingga dijadikan target serangan.

Namun, hingga saat ini, klaim dari kelompok Houthi belum dapat diverifikasi secara independen.

Pihak militer Israel maupun operator kapal belum memberikan konfirmasi resmi terkait laporan tersebut.

Balasan atas Serangan Udara Israel di Sanaa

Serangan dari Houthi ini diyakini sebagai respons atas serangan udara Israel yang terjadi pada Kamis, 28 Agustus 2025, di ibu kota Yaman, Sanaa.

Dalam serangan tersebut, Ahmed al-Rahawi, perdana menteri yang ditunjuk oleh Houthi, tewas bersama 11 menteri lainnya dari kelompok pemberontak tersebut.

Israel disebut-sebut menargetkan kabinet Houthi untuk mencegah serangan lebih lanjut terhadap Israel maupun kapal-kapal yang memiliki hubungan dagang dengan negara itu di kawasan Laut Merah.

Serangan tersebut menjadi pukulan berat bagi Houthi, yang selama ini menguasai sebagian besar wilayah utara Yaman.

Menanggapi serangan tersebut, Houthi memperingatkan bahwa Israel akan menghadapi "hari-hari yang kelam pada masa depan."

Kelompok ini sebelumnya juga telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan rudal yang hampir mengenai kapal tanker minyak Scarlet Ray di Laut Merah bagian utara.

Penulis :
Ahmad Yusuf