Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Inflasi PCE AS Melambat Jadi 2,3 Persen, Ekonom Waspadai Dampak Tarif terhadap Kenaikan Harga

Oleh Gian Barani
SHARE   :

Inflasi PCE AS Melambat Jadi 2,3 Persen, Ekonom Waspadai Dampak Tarif terhadap Kenaikan Harga
Foto: Inflasi AS melambat pada Maret 2025, tapi kekhawatiran meningkat akibat tarif Trump dan kontraksi ekonomi(Sumber: NTARA/Xinhua/Michael Nagle)

Pantau - Indikator inflasi acuan bank sentral Amerika Serikat (The Fed), yaitu personal consumption expenditures (PCE), naik sebesar 2,3 persen secara tahunan pada Maret 2025, melambat dari 2,7 persen pada Februari 2025.

Data tersebut dirilis oleh Departemen Perdagangan AS dan mencerminkan perlambatan tekanan inflasi dalam ekonomi Amerika.

Indeks harga PCE inti, yang tidak memasukkan harga pangan dan energi, juga menunjukkan pelambatan, dari 3,0 persen pada Februari menjadi 2,6 persen pada Maret.

Namun demikian, angka tersebut masih berada di atas target inflasi The Fed sebesar 2 persen.

Kekhawatiran Inflasi Baru dari Kebijakan Tarif

Meski data terbaru menunjukkan tanda-tanda inflasi yang melambat, para ekonom tetap khawatir terhadap potensi tekanan harga di masa mendatang, terutama akibat kebijakan tarif ekspansif yang diterapkan oleh pemerintahan Donald Trump.

Gubernur The Fed Jerome Powell menyampaikan bahwa kebijakan tarif baru yang diumumkan lebih besar dari perkiraan sebelumnya, dan dapat menyebabkan inflasi jangka pendek meningkat serta memperlambat laju pertumbuhan ekonomi.

Resesi Jadi Skenario Dasar, Pasar Prediksi Penurunan Suku Bunga

Laporan PCE ini dirilis bersamaan dengan data Biro Analisis Ekonomi (BEA) yang mencatat kontraksi Produk Domestik Bruto (PDB) AS sebesar 0,3 persen pada kuartal pertama 2025.

Menurut publikasi finansial The Kobeissi Letter, serangkaian indikator saat ini mengarah pada kemungkinan besar terjadinya resesi di tahun 2025.

Laporan tersebut juga menyebut pasar memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunga sebanyak empat kali, masing-masing sebesar 25 basis poin, hingga akhir tahun ini.

Pasar menilai bahwa The Fed akan lebih berfokus pada upaya memulihkan output ekonomi ketimbang sekadar mengendalikan inflasi yang bersumber dari kebijakan perdagangan baru.

Penulis :
Gian Barani