
Pantau - Kelompok Houthi Yaman mengklaim telah meluncurkan rudal balistik hipersonik ke Bandara Ben Gurion, Israel, pada Jumat, 9 Mei 2025, sebagai bagian dari kampanye blokade udara terhadap Israel.
Serangan tersebut dilakukan hanya beberapa jam setelah militer Israel melaporkan adanya upaya pencegatan terhadap proyektil yang ditembakkan dari wilayah Yaman.
Selain rudal, Houthi juga mengklaim menyerang fasilitas militer di Tel Aviv secara bersamaan dengan menggunakan drone.
Sistem Pertahanan Israel Gagal, Bandara Lumpuh Sementara
Juru bicara Houthi, Yahya Sarea, menyatakan bahwa sistem pertahanan udara Israel gagal mencegat rudal tersebut dan mengklaim serangan menyebabkan gangguan lebih dari satu jam di Bandara Ben Gurion serta memaksa jutaan warga mengungsi ke tempat perlindungan.
Ia juga mengimbau maskapai internasional untuk menangguhkan seluruh penerbangan ke Israel hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Militer Israel menyatakan bahwa sistem pertahanan Arrow berhasil mencegat rudal, namun sistem THAAD milik Amerika Serikat kembali gagal berfungsi, menandai kegagalan kedua kalinya dalam waktu singkat.
Satu orang wanita dilaporkan terluka ringan saat proses evakuasi, sementara sirene peringatan terdengar di seluruh wilayah Tel Aviv.
Eskalasi Berlanjut Meski Ada Gencatan Senjata AS–Houthi
Serangan ini merupakan kelanjutan dari eskalasi militer yang dimulai sejak 18 Maret, di mana Houthi telah menembakkan sedikitnya 28 rudal balistik dan puluhan drone ke wilayah Israel.
Pada 4 Mei lalu, rudal Houthi sempat menghantam area dekat Bandara Ben Gurion akibat malafungsi sistem pertahanan.
Meskipun saat ini tengah berlaku kesepakatan gencatan senjata antara Amerika Serikat dan Houthi, kelompok tersebut menyatakan bahwa Israel tetap menjadi target utama kampanye militer mereka, terutama sebagai respons atas dugaan kejahatan perang di Gaza.
Menteri Pertahanan Israel menegaskan bahwa Israel akan memberikan respons tegas terhadap serangan yang berasal dari wilayah Yaman.
Dalam kondisi keterbatasan geografis karena jarak lebih dari 2.000 km dari Yaman, Israel dikabarkan tetap sangat bergantung pada sistem pertahanan dan dukungan strategis dari Amerika Serikat.
- Penulis :
- Gian Barani
- Editor :
- Gian Barani