
Pantau - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Sugiono, menyampaikan komitmen penuh Pemerintah Indonesia untuk menindaklanjuti seluruh kesepakatan yang telah dicapai antara Presiden RI Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese.
Pernyataan ini disampaikan Menlu RI dalam pertemuannya dengan Duta Besar Australia untuk Indonesia, Roderick Brazier, pada 16 Mei 2025.
Pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Rencana Aksi Kemitraan Strategis Komprehensif Indonesia-Australia periode 2025–2029 yang dilaksanakan sehari sebelumnya di Istana Merdeka oleh Menlu Sugiono dan Menlu Australia Penny Wong.
Fokus Rencana Aksi: Pertahanan, Ekonomi, Energi, dan Hubungan Antar Masyarakat
Rencana aksi lima tahunan ini bertujuan menjaga momentum penguatan kerja sama bilateral yang semakin intensif antara Indonesia dan Australia.
Dokumen tersebut mencakup sejumlah bidang strategis seperti pertahanan, ekonomi, ketahanan pangan, energi, serta penguatan hubungan antar masyarakat kedua negara.
Kesepakatan ini juga selaras dengan prioritas pembangunan nasional Indonesia dalam program Asta Cita dan strategi ekonomi regional Australia menuju 2040 yang berfokus pada kawasan Asia Tenggara.
Menlu Sugiono menyoroti bahwa dalam beberapa tahun terakhir, hubungan bilateral Indonesia-Australia telah mengalami penguatan signifikan, ditandai dengan sejumlah perjanjian penting seperti Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA), Kemitraan Strategis Komprehensif, serta Perjanjian Kerja Sama Pertahanan.
Ia berharap agar kerja sama lintas sektor ini dapat terus berkembang, tidak hanya pada tingkat antar pemerintah, tetapi juga melalui hubungan masyarakat yang kuat dan inklusif.
Sementara itu, Duta Besar Australia Roderick Brazier yang telah menyerahkan surat kepercayaan kepada Presiden RI pada 6 Mei 2025, menyatakan kesiapan Australia untuk melanjutkan kolaborasi erat dalam berbagai bidang yang saling menguntungkan.
- Penulis :
- Balian Godfrey