
Pantau.com - Keputusan Amerika Serikat untuk menarik pasukannya dari Suriah menciptakan kemungkinan nyata untuk penyelesaian politik di Republik Arab yang dilanda krisis.
"Sebuah kisah yang sangat penting yang dapat mengikuti keputusan ini adalah prospek nyata untuk penyelesaian politik," kata kata Jubir Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, yang dikutip dari Sputnik, Kamis (20/12/2018).
Baca juga: ‘Kangkangi' Klaim AS, Israel Masih Ngotot untuk Basmi Pengaruh Iran di Suriah
Dia ingat bahwa pasukan AS telah hadir di Suriah secara ilegal, tanpa undangan yang dari pemerintahan Suriah sendiri serta bertentangan dengan resolusi Dewan Keamanan PBB.
Zakharova juga menekankan bahwa dengan penarikan pasukan AS, tempat-tempat seperti At-Tanf dan Rukban, yang terletak di zona penempatan pasukan militer AS akan lebih terbuka untuk memperoleh kedamaian.
"Harapan bahwa titik-titik ini di peta Suriah akan mengikuti jalan Aleppo dan banyak kota dan lokasi lain yang telah kembali ke kehidupan damai. Sementara pasukan AS ada di sana, tidak ada harapan seperti itu," tambahnya.
Baca juga: AS Kalahkan Teroris Daesh Suriah, Trump Minta Seluruh Pasukan Militer Dipulangkan
Gedung Putih telah mengumumkam penarikan pulang seluruh pasukan militer AS dari Suriah, setelah Presiden Donald Trump mengklaim pihaknya telah mengalahkan teroris Daesh. Pemulangan akan dilakukan dalam waktu 60 hingga 100 hari.
Sekadar informasi, Suriah telah terjatuh dalam konflik perang sejak 2011 lalu. Koalisi pimpinan AS yang terdiri lebih dari 70 negara melakukan operasi militer terhadap kelompok teroris Daesh di Suriah dan Irak.
- Penulis :
- Widji Ananta