
Pantau - Perdana Menteri India Narendra Modi menegaskan bahwa Operasi Sindoor yang diluncurkan untuk menghancurkan target teroris di Pakistan masih berlangsung dan belum berakhir.
Pernyataan ini disampaikan Modi dalam pidatonya di Negara Bagian Benggala Barat pada Kamis (29/5), menandakan sikap keras India terhadap ancaman terorisme lintas batas.
"Berbicara di tanah Benggala, saya katakan atas nama 1,4 miliar warga India bahwa Operasi Sindoor belum berakhir," tegas Modi.
Ia menambahkan bahwa India menganut kebijakan tanpa toleransi terhadap terorisme dan akan terus mengambil tindakan tegas terhadap semua pihak yang mendukungnya.
"Setelah serangan Pahalgam, India memberi tahu dunia bahwa jika ada serangan teroris di India, musuh harus membayar harga yang mahal untuk itu," lanjut Modi.
Serangan Rudal Balasan Picu Gencatan Senjata yang Rawan Pelanggaran
Ketegangan meningkat tajam sejak serangan bersenjata di dekat kota Pahalgam pada 22 April yang menewaskan 26 orang, dan diklaim oleh kelompok pemberontak Front Perlawanan.
India secara langsung menyalahkan Pakistan atas insiden tersebut.
Sebagai respons, India meluncurkan serangan rudal ke wilayah Pakistan pada 7 Mei sebagai bagian dari Operasi Sindoor.
Menurut Kementerian Pertahanan India, serangan tersebut hanya menargetkan infrastruktur yang diduga digunakan oleh kelompok "teroris" dan tidak mengarah ke fasilitas militer Pakistan.
Namun, pemerintah Pakistan menyatakan bahwa serangan tersebut menyebabkan sedikitnya 31 orang tewas.
Meski kedua negara mengumumkan gencatan senjata pada 10 Mei, tuduhan pelanggaran gencatan senjata kembali mencuat dari kedua belah pihak, menandakan bahwa ketegangan belum mereda.
- Penulis :
- Balian Godfrey
- Editor :
- Tria Dianti