Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Bilawal Bhutto Zardari Peringatkan Potensi Perang Jika India Hentikan Perjanjian Air Indus

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

Bilawal Bhutto Zardari Peringatkan Potensi Perang Jika India Hentikan Perjanjian Air Indus
Foto: Arsip - Pendukung Partai Liga Muslim Markazi Pakistan (PMML) memprotes penangguhan pakta pembagian air antara India dan Pakistan dalam sebuah demonstrasi di Karachi, Pakistan (sumber: Anadolu)

Pantau - Mantan Menteri Luar Negeri Pakistan, Bilawal Bhutto Zardari, memperingatkan bahwa sengketa terkait Perjanjian Perairan Indus (Indus Waters Treaty/IWT) antara India dan Pakistan dapat berujung pada pecahnya perang baru di kawasan Asia Selatan.

Pernyataan tersebut disampaikan Zardari dalam pidatonya di hadapan parlemen Pakistan di Islamabad, menyusul pernyataan Menteri Dalam Negeri India, Amit Shah, yang menyebut bahwa IWT "tidak akan pernah dipulihkan".

India sebelumnya secara sepihak menangguhkan IWT pascaserangan di Pahalgam, Kashmir yang dikelola India, pada 22 April lalu.

Perjanjian IWT yang ditengahi oleh Bank Dunia pada tahun 1960 mengatur pembagian air dari enam sungai dalam sistem Sungai Indus yang melintasi kedua negara bertetangga tersebut.

India dan Pakistan adalah dua negara bersenjata nuklir dengan hubungan diplomatik yang tegang dan kerap diwarnai konflik militer.

Pernyataan Zardari dan Ancaman Perang

Zardari menegaskan bahwa jika India tetap mengancam pembagian air, maka Pakistan tidak memiliki pilihan lain selain bersiap untuk konflik.

"Jika India memutuskan untuk menindaklanjuti ancaman (air), kami harus berperang lagi," ungkapnya.

Ia juga menambahkan bahwa New Delhi memiliki dua pilihan: berbagi air secara adil atau menyerahkan seluruh air kepada Pakistan.

Zardari menilai tindakan India yang menyatakan IWT telah berakhir sebagai tindakan ilegal secara hukum internasional.

"Serangan terhadap Sindhu (Sungai Indus) dan klaim India bahwa IWT telah berakhir dan ditangguhkan... pertama, ini ilegal, karena IWT tidak ditangguhkan; itu mengikat Pakistan dan India, tetapi ancaman penghentian air itu sendiri merupakan tindakan ilegal menurut piagam PBB," tegasnya.

Ketegangan Regional dan Seruan Dialog

Dalam konteks yang lebih luas, Zardari menyoroti bahwa langkah India berisiko memperparah ketidakstabilan regional di Asia Selatan.

Ia mengutip pernyataan Amit Shah yang menyebut: "Perjanjian internasional tidak dapat dibatalkan secara sepihak, tetapi kami memiliki hak untuk menangguhkannya, yang telah kami lakukan. Pembukaan perjanjian itu menyebutkan bahwa itu untuk perdamaian dan kemajuan kedua negara, tetapi begitu itu dilanggar, tidak ada lagi yang perlu dilindungi."

Zardari menyerukan dimulainya kembali dialog antara India dan Pakistan yang telah lama mandek, guna meredakan ketegangan dan mencegah konflik lebih lanjut.

Sumber: Anadolu

Penulis :
Leon Weldrick