
Pantau - Ilmuwan pertanian dan pelestari budaya di China kini memanfaatkan kecanggihan teknologi mutakhir seperti kecerdasan buatan (AI), analitik mahadata (big data), serta realitas virtual (VR) dan realitas berimbuh (AR) untuk menghidupkan kembali warisan peradaban kuno, termasuk teknik bertani dan kerajinan tekstil dari ribuan tahun lalu.
Di wilayah sekitar Situs Baodun, kawasan pertanian kuno berusia 4.500 tahun, para ilmuwan dari Universitas Pertanian Sichuan menggunakan pemodelan AI untuk meningkatkan hasil panen di lahan yang dahulu digunakan untuk budidaya padi, millet, dan jawawut sejak masa Neolitikum.
Simulasi AI Gantikan Musim Panen Tradisional
Alih-alih menunggu musim panen, para peneliti kini mampu memprediksi hasil pertanian melalui simulasi komputer berbasis AI, khususnya untuk padi hibrida.
Di laboratorium sekitar situs, citra 3D juga digunakan untuk menganalisis dampak banjir kuno dan memahami peran struktur berdinding dalam mendukung kemakmuran wilayah agraris tersebut.
Taman Ekspo Pertanian Tianfu yang luasnya mencapai 96 kilometer persegi kini menjadi contoh nyata penggabungan antara warisan budaya, perdagangan, pariwisata, dan pertanian berkelanjutan yang berbasis sains dan teknologi.
Tenun Tradisional Dihidupkan Kembali dengan Mesin AI
Tak hanya di bidang agrikultur, teknologi AI juga digunakan di Taman Kreatif Jinmen untuk menghidupkan kembali kerajinan tekstil klasik brokat Shu dari Dataran Chengdu.
Pelanggan dapat mengirimkan gambar buatan AI yang kemudian digunakan sebagai pola oleh mesin tenun sebelum hasilnya disulam secara manual oleh para pengrajin terampil.
Mesin tenun berukuran enam meter dari era Dinasti Tang, yang mengandalkan kode biner pada benang, kini berfungsi sebagai simbol integrasi antara tradisi dan inovasi digital.
Pola brokat kuno sedang didigitalkan sebagai basis desain tekstil masa depan yang memadukan warisan dan kreativitas modern.
Museum Digital dan Warisan Arkeologi Virtual
Dengan lebih dari 7.000 museum yang dikunjungi 1,49 miliar orang tahun lalu, China juga mendorong pemanfaatan VR dan AR dalam pelestarian budaya.
Uang kertas kuno jiaozi dari abad ke-10 menjadi inspirasi seni digital yang kini dipamerkan oleh pemandu virtual di museum daring.
Produk kreatif seperti set perlengkapan teh bermotif topeng emas Sanxingdui kini juga populer di kalangan generasi muda dan dijual luas secara daring, menandai tren baru dalam komersialisasi arkeologi digital.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Ahmad Yusuf