
Pantau - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei menuduh Presiden Amerika Serikat Donald Trump melebih-lebihkan dampak serangan militer AS terhadap fasilitas nuklir Iran dalam pernyataan publiknya baru-baru ini.
Sindiran terhadap Klaim AS soal Serangan Nuklir
Khamenei menyatakan bahwa pernyataan Trump tidak mencerminkan kenyataan di lapangan dan lebih merupakan upaya menutupi kegagalan.
"Presiden Amerika melebih-lebihkan peristiwa ini dengan cara yang tidak biasa, dan ternyata dia memang perlu membesar-besarkan hal itu," ujarnya.
"Siapa pun yang mendengar kata-kata itu akan mengerti bahwa di balik pernyataan tersebut ada kebenaran lain. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa dan membesar-besarkan (peristiwa itu) untuk menutupi kenyataan," tambah Khamenei.
Sebelumnya, Trump dalam wawancara dengan Fox News menyebut serangan AS telah menghancurkan kemampuan nuklir Iran dan menggambarkan situasi sebagai "12 hari yang sangat intens — sangat, sangat intens".
Rangkaian Eskalasi Konflik Iran-Israel-AS
Konflik dimulai pada 13 Juni ketika Israel melancarkan serangan udara ke sejumlah fasilitas militer, nuklir, dan sipil Iran.
Data dari Kementerian Kesehatan Iran menyebutkan sedikitnya 606 orang tewas dan 5.332 lainnya luka-luka akibat serangan tersebut.
Amerika Serikat kemudian melanjutkan eskalasi dengan menyerang fasilitas nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan.
Sebagai balasan, Iran meluncurkan rudal dan drone ke wilayah Israel, menewaskan sekitar 29 orang dan melukai lebih dari 3.400 orang, menurut otoritas Israel.
Konflik berakhir dengan kesepakatan gencatan senjata yang disponsori AS dan resmi berlaku mulai 24 Juni 2025.
- Penulis :
- Aditya Yohan