Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

China Buka Kembali Impor Produk Akuatik dari Jepang, Tetap Waspadai Risiko Limbah Fukushima

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

China Buka Kembali Impor Produk Akuatik dari Jepang, Tetap Waspadai Risiko Limbah Fukushima
Foto: China Buka Kembali Impor Produk Akuatik dari Jepang, Tetap Waspadai Risiko Limbah Fukushima(Sumber: ANTARA/Desca Lidya Natalia)

Pantau - Pemerintah China menyatakan tetap akan memeriksa secara ketat keamanan produk akuatik asal Jepang, meskipun mulai membuka kembali impor usai sempat ditangguhkan akibat pembuangan air limbah olahan dari PLTN Fukushima Daiichi ke laut.

Pernyataan ini disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, yang menegaskan bahwa otoritas berwenang akan terus memperketat regulasi dan siap memberlakukan pembatasan baru jika ditemukan risiko.

Administrasi Umum Bea Cukai China pada 29 Juni 2025 mengumumkan bahwa impor produk akuatik dari wilayah tertentu di Jepang akan dilanjutkan dengan persyaratan teknis khusus.

China sebelumnya menangguhkan impor makanan laut Jepang sejak Juli 2023 sebagai respons atas dimulainya pembuangan air limbah dari PLTN Fukushima pada Agustus tahun itu.

Pemantauan Ketat dan Pengecualian untuk 10 Prefektur

Mao Ning menyebut bahwa keputusan pembukaan kembali impor dilakukan setelah pemantauan internasional dan pengambilan sampel independen oleh otoritas China tidak menemukan kelainan dalam air buangan dari Fukushima.

Meski demikian, kebijakan ini tidak berlaku bagi 10 prefektur di Jepang, yaitu Fukushima, Gunma, Tochigi, Ibaraki, Miyagi, Niigata, Nagano, Saitama, Tokyo, dan Chiba.

Bea Cukai China juga menegaskan akan terus melakukan pengawasan ketat terhadap produk makanan laut dari Jepang dan akan mengambil tindakan pengendalian jika ditemukan pelanggaran atau kontaminasi.

Sementara itu, Jepang berjanji akan terus melakukan pemantauan berkelanjutan dan memastikan kualitas serta keamanan produk ekspor ke China melalui langkah-langkah konkret.

Sejarah Ketegangan dan Upaya Diplomatik

Sikap China terhadap pembuangan air limbah PLTN Fukushima tetap konsisten dan kritis.

Pemerintah China akan terus bekerja sama dengan komunitas internasional untuk mendesak Jepang mengendalikan risiko jangka panjang dari pembuangan limbah tersebut.

Sebagai catatan, PLTN Fukushima mengalami kerusakan berat akibat gempa dan tsunami pada tahun 2011.

Air limbahnya kini diolah dan diencerkan sebelum dibuang ke laut, langkah yang telah menuai protes di Jepang, China, dan Korea Selatan.

Hasil uji laboratorium China pada Februari 2025 menunjukkan tidak ditemukan kandungan radionuklida dalam sampel air di sekitar PLTN Fukushima Daiichi.

Sebelum pembatasan, China merupakan pasar ekspor terbesar makanan laut Jepang, dengan porsi lebih dari seperlima dari total ekspor.

China dan Jepang telah menggelar tiga putaran pembicaraan sejak Maret 2025 sebelum akhirnya menyepakati ketentuan teknis pembukaan kembali ekspor.

Penulis :
Ahmad Yusuf