
Pantau - Federasi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional (IFRC) mendesak negara-negara Eropa untuk segera beralih dari strategi reaktif menjadi kesiapsiagaan proaktif dalam menghadapi gelombang panas dan kebakaran hutan yang kini terjadi secara meluas.
Setiap musim panas, Eropa menghadapi lonjakan suhu ekstrem dan kebakaran hutan yang semakin intens, menimbulkan korban jiwa dan kerugian besar bagi masyarakat.
"Gelombang panas dan kebakaran hutan bukan lagi peristiwa yang terisolasi; keduanya menjadi kenyataan baru bagi jutaan orang di seluruh Eropa," ungkap IFRC dalam pernyataan resminya.
Organisasi kemanusiaan tersebut menyoroti bahwa setiap tahun nyawa melayang dan mata pencaharian hilang karena kurangnya kesiapan dalam menghadapi bencana iklim.
"Setiap musim panas, kita melihat kematian yang sebenarnya dapat dicegah, hilangnya mata pencaharian, dan dampak pada kesehatan masyarakat. Gelombang panas menjadi lebih mematikan, kebakaran semakin intens, dan orang-orang yang paling berisiko sering kali paling tidak siap," ujar perwakilan IFRC.
Korban Jiwa dan Evakuasi Massal di Sejumlah Negara
Kebakaran hutan di wilayah Izmir, Turki, telah menyebabkan dua orang meninggal dunia dan lebih dari 100 rumah rusak parah.
Sementara itu, di Pulau Kreta, Yunani, lebih dari 5.000 orang termasuk wisatawan telah dievakuasi demi menghindari dampak kebakaran yang meluas.
Kebakaran juga menyebabkan evakuasi warga di wilayah timur Jerman, memperlihatkan betapa luasnya dampak yang ditimbulkan.
Di tengah situasi ini, tim Palang Merah dan Bulan Sabit Merah bekerja memberikan bantuan penting kepada warga terdampak.
IFRC Serukan Investasi Kesiapsiagaan Iklim
Menanggapi kondisi ini, IFRC menyerukan agar pemerintah Eropa berinvestasi dalam sistem peringatan dini, layanan kesehatan masyarakat, dan program adaptasi iklim.
"Ada kebutuhan mendesak untuk beralih dari respons reaktif ke kesiapsiagaan proaktif. Jika kita lebih siap, kita bisa menyelamatkan nyawa," tegas IFRC.
Di Yunani, relawan Palang Merah aktif memberikan pertolongan pertama dan merawat para pengungsi yang terdampak.
Di Turki, tim Bulan Sabit Merah telah menyalurkan makanan, air, dan bantuan penting lainnya ke lokasi bencana.
Sementara di Makedonia Utara, relawan membagikan air minum dan pelindung matahari kepada para migran yang terpapar suhu ekstrem.
IFRC memperingatkan bahwa kejadian ini baru permulaan dari musim panas yang diperkirakan akan panjang dan berbahaya, menekankan perlunya kesiapsiagaan sejak dini untuk meminimalisasi dampak lebih lanjut.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf