
Pantau - Presiden Amerika Serikat Donald Trump membantah kabar bahwa dirinya akan memecat Gubernur Bank Sentral AS (The Fed), Jerome Powell, setelah laporan CNBC menyebut Trump sempat menyampaikan rencana tersebut kepada anggota parlemen Partai Republik.
Laporan itu mengutip pernyataan seorang pejabat senior Gedung Putih yang tidak disebutkan namanya, yang menyatakan bahwa Trump telah menanyakan pendapat anggota parlemen mengenai kemungkinan pemecatan Kepala The Fed.
“Presiden menanyakan kepada anggota parlemen bagaimana pendapat mereka mengenai pemecatan Kepala The Fed. Mereka menyatakan persetujuan untuk pemecatannya. Sang presiden mengindikasikan bahwa kemungkinan besar dia akan segera melakukannya,” ungkap pejabat tersebut, sebagaimana dikutip CNBC.
Namun, Trump langsung membantah rumor itu dalam pernyataannya pada Rabu (16/7), dengan mengatakan, “Kami tidak berencana untuk melakukannya... Saya tidak menutup kemungkinan apa pun... Tapi saya rasa itu sangat tidak mungkin.”
Kritik Trump terhadap Powell Meningkat
Pernyataan Trump muncul di tengah kritik berulang yang ia tujukan kepada Powell karena tidak menurunkan suku bunga seperti yang diharapkannya.
Selain kebijakan suku bunga, Gedung Putih juga menyoroti biaya renovasi kantor pusat The Fed di Washington DC, yang dinilai terlalu mahal dan membebani anggaran.
Sementara itu, Mahkamah Agung Amerika Serikat telah menyatakan bahwa seorang presiden tidak memiliki wewenang untuk memecat pejabat Federal Reserve, termasuk Gubernur The Fed.
Reaksi Beragam dari Pejabat Pemerintah dan Legislatif
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyatakan keraguannya terhadap kemungkinan Trump akan benar-benar memecat Powell.
“Saya ragu Presiden akan melakukannya,” ia mengungkapkan dalam wawancara dengan Bloomberg.
Namun, kabar serupa kembali mencuat setelah Perwakilan AS Anna Paulina Luna dari Florida menulis di media sosial, “Mendengar Jerome Powell akan dipecat! Dari sumber yang sangat kredibel.”
Ia menambahkan, “Saya 99 persen yakin pemecatan akan segera terjadi.”
Jerome Powell sendiri telah menegaskan bahwa, “Presiden tidak diizinkan secara hukum” untuk memecat dirinya.
Jika pemecatan itu benar-benar terjadi, maka akan menjadi peristiwa pertama dalam sejarah Amerika Serikat.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf