Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Lemahnya Data Ketenagakerjaan AS Dorong Penguatan Rupiah, Kurs Dibuka di Rp16.385 per Dolar AS

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Lemahnya Data Ketenagakerjaan AS Dorong Penguatan Rupiah, Kurs Dibuka di Rp16.385 per Dolar AS
Foto: (Sumber: Ilustrasi - Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc/am.)

Pantau - Nilai tukar rupiah dibuka menguat pada awal perdagangan Senin (8/9/2025) di Jakarta, seiring sentimen negatif terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akibat pelemahan signifikan pada data ketenagakerjaan terbaru.

NFP Anjlok, The Fed Diprediksi Pangkas Suku Bunga

Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, menyatakan bahwa penguatan rupiah sangat dipengaruhi oleh data Non-Farm Payrolls (NFP) AS yang mengecewakan.

"Rupiah diperkirakan akan menguat terhadap dolar AS yang melemah cukup tajam setelah data pekerjaan AS NFP yang kembali sangat mengecewakan," ungkapnya.

AS hanya menambahkan 22 ribu pekerjaan pada Agustus 2025, jauh di bawah perkiraan sekitar 75 ribu.

Lebih lanjut, data pekerjaan bulan Juni direvisi turun drastis, dari sebelumnya mencatatkan kenaikan 14 ribu pekerjaan menjadi kehilangan 13 ribu pekerjaan.

Tingkat pengangguran AS juga naik menjadi 4,3 persen pada Agustus, tertinggi dalam hampir empat tahun terakhir.

Rata-rata pendapatan per jam meningkat 0,3 persen secara bulanan, namun kenaikan tahunan sebesar 3,7 persen masih sedikit di bawah ekspektasi pasar yang berada di level 3,8 persen.

Kondisi ini memperkuat ekspektasi bahwa The Federal Reserve hampir pasti akan memangkas suku bunga pada pertemuan bulan ini.

Pernyataan dovish dari sejumlah pejabat The Fed turut menambah tekanan pada dolar AS.

Dampak Politik dan Proyeksi Kurs Rupiah

Laporan ketenagakerjaan Agustus ini merupakan yang pertama dirilis sejak Presiden AS Donald Trump memecat mantan Komisaris Biro Statistik Tenaga Kerja Erika McEntarfer.

Trump menuduh adanya manipulasi data ketenagakerjaan dalam laporan bulan Juli yang juga menunjukkan pelemahan tajam.

Di sisi domestik, pelaku pasar menantikan rilis data cadangan devisa (cadev) sebagai indikator lanjutan untuk pergerakan nilai tukar.

Dengan mempertimbangkan seluruh faktor eksternal dan domestik, Lukman Leong memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp16.350 hingga Rp16.450 per dolar AS.

Pada pembukaan perdagangan hari ini, rupiah menguat 48 poin atau 0,29 persen ke level Rp16.385 per dolar AS, dari sebelumnya Rp16.433.

Penulis :
Aditya Yohan