Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Presiden Iran Tegaskan Hak Nuklir untuk Tujuan Damai dan Kecam Serangan AS-Israel

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

Presiden Iran Tegaskan Hak Nuklir untuk Tujuan Damai dan Kecam Serangan AS-Israel
Foto: Suasana upacara pemakaman kenegaraan untuk para komandan militer dan ilmuwan nuklir yang tewas selama konflik 12 hari dengan Israel diadakan di Teheran, Iran, Sabtu (28/6/2025). Beberapa komandan senior, ilmuwan nuklir, dan warga sipil Iran tewas dalam serangan Israel (sumber: Xinhua/Sha Dati​​​​​​)

Pantau - Presiden Iran Masoud Pezeshkian menegaskan bahwa Iran memiliki hak sah untuk menggunakan tenaga nuklir untuk tujuan damai dan menyebut bahwa setiap upaya pelucutan hak tersebut sama sekali tidak dapat diterima.

Komitmen pada Transparansi dan Hukum Internasional

Dalam percakapan telepon dengan Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, pada Sabtu (19/7), Pezeshkian menyatakan bahwa Iran selalu berkomitmen untuk mematuhi hukum internasional.

Ia menekankan bahwa seluruh aktivitas nuklir nasional Iran dilakukan secara transparan.

Lebih lanjut, Pezeshkian mengungkapkan bahwa Iran tidak pernah menginginkan perang dan justru ingin berperan dalam mendorong perdamaian serta stabilitas di kawasan.

" Kami diserang oleh rezim Zionis dalam tindak pelanggaran atas semua standar dan hukum internasional," ungkapnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa di tengah proses perundingan, Amerika Serikat melakukan pengeboman terhadap fasilitas nuklir Iran yang disebutnya telah sepenuhnya tunduk pada inspeksi internasional.

Kritik terhadap IAEA dan Seruan Kecaman

Presiden Pezeshkian mengecam keras sikap diam dunia internasional atas serangan tersebut, termasuk ketidakaktifan lembaga-lembaga global.

Ia secara khusus mengkritik Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang dinilainya pasif.

" Sekurang-kurangnya, negara kami mengharapkan IAEA menyatakan kecaman yang sesuai dengan regulasi dan tanggung jawab legalnya," tegas Pezeshkian.

Selain membahas isu nuklir, Pezeshkian juga menyoroti konflik selama 12 hari yang melibatkan Iran, Amerika Serikat, dan Israel.

Ia menyebut bahwa negara-negara Eropa kini mendesak dimulainya kembali negosiasi mengenai isu nuklir Iran.

Dalam percakapan tersebut, Presiden Iran juga menyinggung hubungan historis dan bersahabat antara Iran dan Armenia.

Ia menekankan bahwa Iran ingin terus melanjutkan hubungan konstruktif dengan semua negara tetangga, termasuk Armenia.

Sumber: IRNA-OANA

Penulis :
Leon Weldrick
Editor :
Leon Weldrick