
Pantau - Menteri Luar Negeri Mesir, Badr Abdelatty, melakukan percakapan telepon dengan Utusan Khusus Amerika Serikat, Steve Witkoff, pada Rabu (30/7), membahas upaya gencatan senjata di Jalur Gaza, akses bantuan kemanusiaan, dan negosiasi terkait program nuklir Iran.
Percakapan tersebut dilakukan menjelang kunjungan Witkoff ke kawasan Timur Tengah, dengan fokus utama pada penyelesaian krisis Gaza dan peningkatan koordinasi antara negara-negara penjamin.
Desakan Gencatan Senjata dan Krisis Kemanusiaan Gaza
Dalam pembicaraan tersebut, Abdelatty dan Witkoff menekankan pentingnya pencapaian gencatan senjata di Gaza, pemberian akses bantuan kemanusiaan tanpa syarat, serta pembebasan para sandera dan tahanan.
Keduanya juga bertukar pandangan mengenai kerja sama antara Mesir, Amerika Serikat, dan Qatar sebagai tiga negara penjamin dalam proses negosiasi, termasuk strategi peningkatan tekanan terhadap pihak-pihak yang terlibat agar kesepakatan bisa segera dicapai.
Abdelatty secara khusus menyampaikan kondisi kemanusiaan yang memburuk di Jalur Gaza akibat "pelanggaran terang-terangan Israel dan penggunaan kelaparan sebagai senjata terhadap warga Palestina".
Menurut data pemantau kelaparan global yang didukung PBB, skenario terburuk kelaparan kini sedang berlangsung di wilayah tersebut.
Kunjungan Witkoff ke Israel, Tekanan Diplomatik Meningkat
Steve Witkoff dijadwalkan mengunjungi Israel pada Kamis, dan menurut laporan media AS Axios, ia akan bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu serta sejumlah pejabat tinggi Israel lainnya.
Tujuan utama kunjungan ini adalah mendorong tercapainya kesepakatan gencatan senjata sesegera mungkin.
Channel 12 mengutip pejabat Israel yang menyatakan bahwa tekanan dari Amerika Serikat melalui kunjungan Witkoff diharapkan mempercepat tercapainya kesepakatan yang telah lama ditunda.
Pekan lalu, negosiator dari Israel dan Amerika Serikat telah kembali ke negara masing-masing usai melakukan perundingan tidak langsung di Doha, Qatar.
Sejak pecahnya konflik pada Oktober 2023, lebih dari 60.100 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak, telah tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza.
Pengeboman yang terus berlangsung juga menyebabkan kehancuran besar-besaran di wilayah tersebut, memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah darurat.
- Penulis :
- Aditya Yohan